Tangerang, (10/02). Perayaan Tahun Baru Imlek dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat dari berbagai latar belakang dan Agama, tak terkecuali Warga Binaan di Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang yang turut menyemarakkan Perayaan Imlek tahun ini.
Kegiatan ini diawasi oleh Kasi Binadik, Kasubsi Bimaswat dan staff Bimaswat.
Ritual sembahyang dilakukan sebagai ungkapan syukur atas rezeki dan keselamatan dari Tuhan serta untuk pengharapan kehidupan lebih baik di Tahun Naga Kayu.
Ritual doa bukan saja melakukan sembah, namun juga melakukan ritual membakar kertas kuning emas dan putih. Kertas yang dibakar biasa diistilahkan dengan sebutan membakar “uang”.
Aktivitas membakar uang dilakukan setelah melakukan penghormatan kepada leluhur. Tujuan seremonial itu untuk mengirim doa kepada leluhur. Asap bekas bakaran kertas yang membumbung tinggi lari ke arah langit. Pesan doa-doa yang ada dalam kertas terbawa angin menuju Tuhan.
Bagi kepercayaan warga Tionghoa, ada alam semesta yakni alam langit, tempat yang tertinggi, paling dimuliakan, bersemayamnya dewa dan dewi. Karena itu, setiap manusia yang telah mati akan menuju ke alam baka.(Supriyadi )