Koranbanten.com – Kedelai saat ini menjadi salah satu bahan kebutuhan pangan pokok di kehidupan masyarakat. Dengan kandungan proteinnya yang cukup tinggi, berbagai macam varian makanan yang berbahan kedelai menjadi buruan dan sangat diminati.
Meski menjadi bahan makanan yang paling banyak diburu, namun tanaman kedelai bukan merupakan favorit bagi petani Kabupaten Serang. Tak heran apabila dari tahun ke tahun, produksi kedelai Kabupaten Serang mengalami Stagnan.
Para petani enggan menanam kedelai karena hasil panen tidak sebanding dengan biaya produksi. Apalagi, kedelai lokal kalah bersaing dengan kedelai impor.
Zaldi Dhuhana, Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Holtikultura pada Dinas Pertanian Kabupaten Serang, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (12/04), mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir ini tidak ada lagi petani Kabupaten Serang yang menanam kedelai. Alasannya, kedelai tidak menjanjikan. Petani akhirnya lebih banyak beralih ke tanaman jagung dan padi selain sayuran sebagai tanaman utama.
“Untuk kedelai itu petani kurang minat disebabkan harganya yang fluktuatif apalagi di saat panen tiba pemerintah pusat membuka kran impor dari harga 8000 bisa turun menjadi 2000 perkilo,” ujarnya.
Diterangkan Zaldi, untuk menaikan harga jual, sebaiknya petani kedelai tidak menjual biji kering kedelai tapi mengolahnya terlebih dahulu menjadi tahu dan tempe lantas di jual. “Dari tahun kemarin Distan, sudah memberikan bantuan berupa alat pembuatan tempe dan tahu kepada 15 kelompok tani di Kabupaten Serang,” ungkapnya.
“Kita terus upayakan berbagai hal agar komoditas kedelai ini berjaya lagi. Dan harapannya harga kedelai juga mengalami kenaikan agar warga semakin giat dalam menanam kedelai,” pungkasnya.(Kie)