Viral di media sosial, kisah pilu seorang nenek tua yang hidup digubuk sempit dari plastik bekas dan kardus tepat di pinggir jalan Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang. Nenek yang bernama Nurjanah (75) atau biasa disapa Mak Nur, menjalani hidup sebatangkara yang mengandalkan mengandalkan belas kasihan orang yang lewat. Meski ia tak pernah meminta-minta.
Melihat kisah pilu tersebut, GS Asok Kumar, Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten, melakuksan aksi kemanusiaan bersama pengurus Yayasan Yasin dan relawan BPD PHRI Pandeglang, mengunjungi langsung Mak Nur. Senin (8/9).
Nenek tersebut hidup dalam kondisi memprihatinkan: tanpa atap, dinding, keamanan, kesehatan, atau kenyamanan. “Kami melihat langsung kondisi yang sebelumnya hanya kami baca di media sosial,” kata Asok Kumar saat berbincang dengan Mak Nur.
Asok Kumar langsung menawarkan bantuan. “Kami siap membiayai kontrakan rumah atau bedeng yang aman jika Mak Nur bersedia pindah,” ujarnya. Mak Nur menyambut baik tawaran ini dan menyatakan siap pindah, bahkan ke panti jompo jika perlu.
Setelah penilaian mendalam, tim berencana segera memindahkan Mak Nur. “Kami harap Mak Nur tetap setuju. Kami ingin membawanya ke kehidupan yang lebih baik,” kata Asok Kumar. *