KORANBANTEN.COM – Seorang lansia, usia 71 tahun yang enggan disebutkan namanya, yang merupakan warga Kampung Nambo, Desa Pagelaran, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, mengaku menjadi korban dugaan pencurian dimana diduga pelaku mengaku sebagai petugas kesehatan dan melakukan program cek kesehatan lansia secara gratis. Kamis, (13/10/2022).
Diungkapkannya, kejadian bermula sekitar pukul 12.00 WIB, Sepulang ia dari pengajian, setibanya di rumah, ia pun membuka perhiasan miliknya untuk disimpan di kamar pribadinya. Tak lama kemudian ada suara orang mengetuk pintu depan dan ia pun langsung berjalan menuju pintu depan. Ketika membuka pintu depan ada 2 (dua) orang perempuan dan langsung dipersilahkan masuk kedalam, tak lama disusul satu orang perempuan lagi dan mereka masih nampak muda dan mengaku dari Rumah Sakit Malingping dan mencari lansia yang akan diperiksa. Bahkan, mengaku tinggal di Asrama di belakang Rumah Sakit Malingping.
“Mereka juga mengaku berjalan kaki, Saya pikir benar, makanya saya mau diperiksa. Tadinya Saya mau diperiksa di depan kamar saya, tapi salah seorang dari mereka tersebut menyarankan saya diperiksa di dalam kamar lain yaitu kamar anak saya, dan Saya pun nurut aja diperiksanya di dalam kamar anak saya, saya diperiksa hingga dipijit-pijit (terapi) juga,” katanya, yang tinggal sendirian di rumah miliknya.
Saat diperiksa, lanjutnya, salah seorang dari mereka ijin untuk ke kamar mandi untuk buang air kecil, “Yang satu orang bilangnya mau buang air kecil cuma saya gak tau apakah ke kamar mandi atau kemana, soalna saya di dalam kamar anak saya. Tapi, itu lama sekali,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, sekitar pukul 14.00 Wib, usai melakukan pemeriksaan dan terapi, ketiga orang tersebut pun pulang, “Kemudian, Saya masuk ke kamar pribadi saya dan melihat isi dompet saya uang sejumlah Rp. 2.750.000,- hilang, 3 buah Cincin dan masing masing 5 gram total 15 gram, serta cincin intan, liontin intan, dan anting intan, total keseluruhan sekitar Rp. 40 juta an,” tuturnya.
Sementara itu Mukmin, seorang penjaga sekolah yang lokasinya berdampingan dengan rumah korban, mengaku melihat mobil berhenti di depan rumah korban, “Pas saya mau menyebrangkan anak sekolah, ada mobil warna silver seperti Agya atau Ayla dari arah barat ke timur, kemudian satu orang nyeberang masuk pagar rumah tersebut, kemudian disusul dua orang lagi nyeberang dan masuk gerbang,” katanya.
Terpisah, dr. Sobran Yulindra, MPH., Kabid Pelayanan Medik, RSUD Malingping, mengungkapkan, bahwa tidak ada program cek kesehatan untuk lansia secara jemput bola atau mengunjungi rumah lansia.
“Saya juga sudah konfirmasi kepada teman teman di pelayanan, kita ada kegiatan di Rumah Sakit tapi tidak turun ke lapangan, karena memang ada akreditasi ada penilaian untuk lansia tapi tidak ada program ke lapangan (tidak jemput bola) artinya tidak mendata tidak meminta keterangan untuk kegiatan lansia, adapun terkait lansia itu dilaksanakan di internal rumah sakit, itu yang datang oknum yang memanfaatkan nama Rumah Sakit dan program Geriatri,” ungkapnya.
Mendengar informasi dari warga, Polsek Malingping pun bergegas ke lokasi untuk cek Tempat Kejadian Perkara (TKP), nampak dua anggota Polsek Malingping melakukan olah TKP serta mencari keterangan dari saksi-saksi.
“Atas instruksi Bapak Kapolsek Malingping, Saya bersama anggota lainnya langsung ke lokasi untuk olah TKP, dan segera melakukan penyelidikan lebih lanjut, semoga ini semua segera terungkap, dan menghimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap orang yang tidak dikenal,” kata Bripka Thaufik Hidayat, Anggota Polsek Malingping.
Hingga berita terbit, wartawan terus berupaya mencari informasi lebih lanjut.
(Usep).