KORANBANTEN.com – Provinsi Banten berkesempatan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) II Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Selain membahas persoalan internal organisasi, selama empat hari kedepan, Rabu (11/1) hingga Minggu (14/1) akan dibahas sejumlah isu yang tengah terjadi di nasional maupun daerah.
Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PMII Aminuddin Ma’ruf menjelaskan, seperti halnya agenda internal organisasi pada umumnya, pada Rakornas II PMII ini akan dibahas hal-hal yang dinilai penting untuk organisasi seperti sistem kaderisasi dan paradigma. Namun sebagai organisasi kemahasiswaan, penyelenggara menyadari persoalan ataupun isu yang tengah terjadi di Indonesia maupun di daerah perlu disikapi dan menjadi pembahasan lain dalam agenda yang mempertemukan perwakilan kader PMII se-Indonesia tersebut.
“Target utama Rakornas II ini untuk merumuskan ulang sistem kaderisasi dan paradigma yang menjadi dasar sistem kaderisasi di PMII. Nanti ada dua komisi, komisi internal dan eksternal. Komisi eksternalnya membahas kondisi nasional saat ini seperti kenaikan tarif listrik, bbm, dan hal-hal lain. Nanti pada akhirnya kita akan keluarkan resolusi Banten untuk Indonsia tahun 2017,” papar Aminuddin setelah proses pembukaan Rakornas II di Pondok Pesantren Al Fatoniah, Sempu, Kota Serang.
“Rencana Rakornas ini sampai hari minggu. Isu kedaerah akan kita bahas, hari Jumat juga akan ada kunjungan ke Karakatau Steel sebagai BUMN Besar di Banten. Kita akan lihat sejauh mana peran BUMN menjadi lokomotif pembangunan di Banten,” tambahnya.
Hasil-hasil pembahasan tersebut, lanjut Aminuddin, akan disampaikan pada pemerintah daerah maupun pemerintah pusat khususnya pada stake holder yang berkaitan dengan suatu persoalan yang dibahas dalam Rakornas II tersebut.
Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Banten, Mukhtar Anshori menambahkan, adapu isu daerah yang akan coba diusulkan untuk dibahas dalam Rakornas tersebut beberap diantaranya terkait gencarnya deklarasi imam besar umat muslim Indonesia di Banten, terkait kesultanan, dan isu gerakan radikal.
Pada pertengahan Rakornas nanti menurut Mukhtar akan dihadiri oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dan Menteri Desa Eko Putro Sandjojo. “Kami berharap dari Rakornas II ini akah lahir rumusan-rumusan penting untuk kebaikan negara pada umumnya khsusunya daerah-daerah yang ada di Indonesia,” pungkasnya.
Mewakili Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahyo Kumolo, Sekretaris Ditjen Politik dan Pemerintah Umum Budi Prasetyo dalam sambutannya menjelaskan, berbagai macam peristiwa teror yang terjadi di sejumlah negara di dunia merupakan hasil pemahaman agama yang tidak menyeluruh. Teror-teror tersebut banyak dilakukan oleh anak muda yang mendapatkan pemahaman agama yang keliru.
“Negara luar tidak berkacamata dengan Islam di Indonesia yang bisa bersatu dengan kultur daerah. Islam pun tidak mempertentangkan dengan nasionalisme, hal ini menunjukan jika agama dan nasionalisme merupakan pondasi kokoh bagi negara,” katanya.
Budi melanjutkan, dalam sejarahnya, PMII lahir karena terjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan jaman. Berdirinya organisasi PMII lahir karena adanya hasrat kuat mahasiswa NU yang ingin membangun organisasi yang beridiologi ahlu sunah wal jamaah.
Islam dalam PMII menurutnya adalah Islam sebagai agama yang difahami dengan haluan paradigma ahlu sunah waljamaah yaitu konsep pendekatan pengajaran agama Islam yang proporsional antara iman, ihsan, dan islam sehingga dalam pola pikir, pola sikap, dan pola prilakunya tercermin sikap sikap selektif akomodatif dan integratif, islam terbuka dan progresif.
“Perbedaan adalah rahmat, karena dengan perbedaan itulah kita bisa saling berdialog antara satu dengan yang lainnya demi mewujudkan tatanan yang demokratis dan beradab sehingga tema yang dipilih PMII yaitu mengawal republik dengan islam indonesia sudah sangat tepat dan relepan denga situan kondisi negara kita yang saat ini,” katanya.(Opik).