KORANBANTEN.COM – H+4 pasca tsunami yang melanda kawasan Anyer hingga Tanjung Lesung, pemulihan cepat (recovery instant), sangat urgent untuk segera dilakukan. Demikian dikatakan Ketua Harian BPD PHRI Banten, GS. Ashok Kumar dalam rilis. Rabu (26/12).
Menurut Ashok, recovery instant sangat diperlukan, agar geliat pariwasata di daerah terdampak tsunami, segera dapat berjalan normal kembali.
“Aggota PHRI berdiri di sepanjang pesisir pantai, dan saat ini kunjungan wisatawannya 95% wisnus sisanya 5% wisatawan mancanegara. Artinya tidak ada turis yang wara-wiri seperti DTW daerah daerah lainnya. PHRI menyimpulkan perihal yang sangat sederhana saja recovery pemulihan pasca tsunami, harus segera dilakukan,” ujar Ashok.
Guna mendukung langkah pemulihan tersebut, lanjut Ashok, pemprov banten melalui disposisi Gubernur Banten Wahidin Halim, diharapkan berkenan membuka kran selebarnya serta mengizinkan para OPD untuk menggelar kembali kegiatan rapat di hotel.
“Lalu untuk wilayah pesisir pantai, guna menghindari dan memperkecil dan mengimbangi efek dari ancaman akan terpuruknya pasca tsunami,” tuturnya.
Selama dua hari ini (24-25/2018), tambah Ashok, kondisi di lapangan, tingkat hunian hotel di malam natal dan hari H natal, anjlok drastis.
“Demikian halnya buat menjelang memasuki pertukaran malam tahun baru, pembatalan demi pembatalan reservasi kian merontok dari menit, jam dan hari. Recovery/pemulihan Instant hanya dapat dilakukan dengan terselengaranya rapat-rapat di hotel pesisir pantai,” pungkasnya.
Menurut Ashok, pemerintah daerah dan juga kementerian, mengemban tugas bersama dalam pemulihan pasca tsunami.
“Salah satu langkah cepat adalah bersama sama mengadakan rapat dan event-event berskala nasional, agar terhindar dari turunya PAD dari sektor pariwisata, angka pengangguran alias PHK, multiplier effect dari tukang/pedagang sayur mayur, ikan daging ayam serta kebutuhan pokok, hotel dan restoran lainya, toko-toko cendramata, turunyan daya beli indomaret/alfamaret, transportasi, jasa tol, akhirnya akan ada kesenjangan-kesenjangan dampak lesunya dari perputaraan ekonomi pariwisata,” paparnya.
“Energi pendapatan PLN otomatis akan turun drastis dari daya pemakaian yang rendah, tukang/pedagang penjual sabun, shampoo, sandal, bahan-bahan kertas percetakan administrasi, turunya transaksi bank sehingga atm bisa di cabut bila di bawah target, obat kolam renang dan obat pel lantai, CSRnya otomatis akan terimbas dan di hentikan,” imbuh Ashok.
Masih dalam rilisnya, Ashok juga mengajak semua pihak terkait untuk memperkuat fokus branding dan positioning market dengan melakukan rapat-rapat dari kabupaten, provinsi dan kementerian.
“Pemerintah pusat juga diharapkan dapat menyelenggarakan event skala nasional maupun international. Dengan adanya keramaian aktivitas rutin dari semua unsur tersebut di area pesisir pantai Anyer, Carita, Tanjung Lesung, Pulau Umang, PHRI optimis dalam kurun waktu 2 bulan, suasana akan tercairkan, terlupakan dari musibah tsunami.
Ashok juga menghimbau, anggota PHRI Banten untuk segera melakukan BAS (Branding Advertisement Selling). “Menarik perhatian dan menyakinkan konsumen melalui data base pariwisata. Juga segera membuat paket-paket alternatif dari kelebihan revitaslisasi Banten lama,” urainya.
Semua langkah recovery, sambung Ashok, harus segera dilakukan dan semua elemen terkait bergerak bersama.
“Mengingat juga sedang bergulir investasi besar yang berlangsung di Kabupaten Serang Kecamatan Cinangka yaitu pembangunan Hotel Novus yang merupakan areal resort yang terdiri dari berbagai bangunan yang terdiri dari Condominium, Villa dan Hotel dengan dilengkapi beragam fasilitas berkelas seperti ruang pertemuan, kolam renang, mini chapel, Lounge, Bar dan Roof Bar. Terletak di dataran tinggi strategis pada Kawasan Pusat Wisata Anyer, Novus Jiva Hotel-condo-villa yang akan beroperasi pada Juni 2019, dapat menjadi magnet pengembangan bisnis sektor wisata di Banten,” tandasnya.(OPAN/WIRI)