Oleh : Maura Aurelia Azra
Di tengah perkembangan demokrasi modern, saat ini institusi-institusi tradisional seperti monarki mulai mendapat sorotan. Kerajaan Inggris merupakan salah satu kerajaan yang menggunakan sistem pemerintahan monarki paling terkenal di dunia yang masih bertahan hingga saat ini. Meskipun saat ini memiliki peran yang lebih banyak bersifat simbolis. Namun, di era yang semakin mengedepankan kesetaraan, demokrasi, dan hak-hak individu, mulai muncul pertanyaan “apakah monarki seperti ini masih relevan di zaman sekarang?” Kritik terhadap keberadaan monarki mulai mengemuka, terutama terkait dengan elitisme, ketimpangan sosial, dan penggunaan dana publik yang tidak proporsional.
Meskipun tidak lagi memegang kekuasaan eksekutif yang nyata, monarki Inggris tetap memiliki posisi istimewa di mata masyarakat, baik di Inggris sendiri maupun di dunia internasional. Namun tetap saja banyak kritik yang muncul, salah satunya adalah bahwa monarki memperkuat ketidaksetaraan sosial dan elitisme. Hal ini terjadi karena kekuasaan dan pengaruh mereka diwariskan secara turun-temurun, tanpa adanya keterlibatan langsung dalam proses demokrasi yang melibatkan rakyat.
Sehingga banyak orang mempertanyakan relevansi monarki di dunia yang semakin menjunjung tinggi meritokrasi, di mana jabatan dan pengaruh seharusnya diperoleh berdasarkan kemampuan, bukan karena warisan keluarga. Monarki dianggap sebagai simbol masa lalu yang hierarkis, di mana sekelompok kecil orang menikmati hak istimewa hanya karena garis keturunan mereka, sementara masyarakat umum harus berjuang keras untuk mendapatkan pengakuan dan pengaruh.
Isu penggunaan dana publik juga menjadi sorotan utama. Banyak warga Inggris merasa tidak adil jika pajak mereka digunakan untuk mendanai gaya hidup keluarga kerajaan yang mewah, terutama saat ketimpangan ekonomi semakin meningkat. Sementara banyak orang menghadapi kesulitan finansial, keluarga kerajaan terus menikmati kemewahan dan fasilitas yang sulit dijangkau oleh masyarakat biasa. Kritik ini semakin kuat ketika publik merasa bahwa kontribusi monarki lebih bersifat simbolis daripada memberikan dampak nyata.
Meskipun peran monarki saat ini lebih bersifat simbolis, banyak orang merasa bahwa simbol tersebut tidak lagi sesuai dengan nilai-nilai modern. Dalam era di mana kesetaraan, transparansi, dan akuntabilitas sangat dihargai, monarki sering dianggap sebagai warisan masa lalu YANG sudah tidak sejalan dengan prinsip-prinsip tersebut.
Mengapa Monarki Masih Bertahan?
Meski berbagai kritik terus bermunculan, monarki Inggris tetap bertahan dan bahkan memiliki banyak pendukung. Bagi banyak warga Inggris, monarki adalah bagian penting dari identitas nasional dan simbol persatuan. Keluarga kerajaan sering dianggap sebagai sosok yang dapat menjaga kestabilan di tengah ketidakpastian politik. Selain itu, popularitas anggota keluarga kerajaan, seperti Pangeran William dan Kate Middleton, memainkan peran besar dalam meningkatkan citra monarki, terutama di kalangan generasi muda yang sangat terhubung dengan media sosial.
Disisi lain, monarki juga memiliki peran vital dalam diplomasi dan hubungan internasional. Meskipun tidak memiliki kekuasaan politik langsung, kehadiran anggota keluarga kerajaan pada kunjungan kenegaraan dan acara resmi menjadi simbol penting dalam menjalin hubungan antarnegara. Keterlibatan mereka dalam kegiatan amal dan sosial turut membantu memperkuat reputasi monarki di mata publik, memperlihatkan bahwa mereka berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.
Meskipun banyak yang beranggapan bahwa monarki Inggris tidak lagi relevan di era modern, keberadaannya masih memegang tempat di hati banyak orang. Meskipun tidak sepenuhnya sejalan dengan prinsip-prinsip demokrasi dan kesetaraan yang ada saat ini, monarki tetap bertahan karena dianggap sebagai simbol tradisi, persatuan, dan stabilitas. Tantangan ke depan bagi monarki Inggris adalah bagaimana mereka dapat beradaptasi dengan nilai-nilai modern tanpa mengabaikan warisan sejarah yang telah menjadi bagian dari identitas mereka. Ini merupakan perjalanan yang kompleks, tetapi penting untuk memastikan bahwa monarki dapat terus relevan dan diterima oleh masyarakat yang terus berkembang.
*Penulis adalah Mahasiswa Pengantar Ilmu Politik, Prodi Kom, FISIP Untirta