KORANBANTEN.COM – Usai meninjau Saran Pembinaan di dalam Lapas Kelas III Rangkasbitung rombongan PK Bapas melanjutkan kunjungan kerja ke Sarana Asimilasi Edikasi (SAE) yang berlokasi di Sumur buang Rangkasbitung, Jumat (03/09).
Sarana Asimilasi & Edukasi ini mempunyai Lahan seluas 2,4 hektar, yang berjarak sekitar 4 km dari Lapas Rangkasbitung atau sekitar 10 menit durasi perjalanan dari Lapas Rangkasbitung.
Berbagai sektor yang dikembangkan di SAE mulai dari pertanian, perikanan, peternakan dan pembuatan paving blok.
Kalapas Rangkasbitung, Budi Ruswanto menyampaikan “saat ini ada 4 orang WBP yang mengikuti kegiatan asimilasi, serta 3 orang dari masyarakat yg ikut membantu dengan sistem bagi hasil dikarenakan Lapas Rangkasbitung menyadari bahwa Sumber Daya Manusia WBP sering kekurangan disebabkan adanya program asimilasi rumah.
Selanjutnya, Budi Ruswanto menjelaskan Lapas Rangkasbitung sebenarnya mempunyai sektor kegiatan kerja yang bisa dikembangkan dan dijadikan produk unggulan di Lapas, namun untuk mewujudkan itu semua perlu pengelolaan dan sistem manajemen yang bagus.
“Utamanya dengan mengedepankan sistem manajemen bisnis dan menerapkan sistem ekonomi, namun tetap mengedepankan keamanan dan ketertiban Lapas,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama Mulyadi Gani selaku Kabapas Ciangir menyapa dengan ramah para WBP yang melaksanakan asimilasi.
“Saya mengharapkan nanti kalau sudah bebas karena asimilasi silahkan tetap ikut bekerja, dan bagi para WBP karena sudah diberikan kepercayaan tolong saling menjaga ketertiban dan keamanan, jangan menimbulkan masalah, jangan sampai lahan asimilasi bermasalah. Jaga kesehatan apalagi di tengah masa pandemi covid dan selalu jaga kebersihan,” tegas Ketua tim rombongan, Mulyadi Gani.(**/Dede/Pik)