KORANBANTEN.COM-Sejumlah warga Desa Bojong Leles, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak mengeluhkan dan melakukan aksi protes terhadap aktivitas pembangunan jalan tol Serang – Panimbang (Serpan), Sabtu (29/8) sekitar pukul 21.00 WIB. Pasalnya, aktivitas pekerjaan proyek tanpa henti siang dan malam hingga mengganggu aktivitas dan istirahat warga sekitar. Bahkan, akibat proyek tersebut rumah-rumah warga dinding tembok retak akibat getaran mesin vibto dan volusi yang cukup serius.
Yayat Ruyatna, warga Kampung Pasir Gendol, Desa Bojong Leles mengatakan, aktivitas pembangunan tol Serpan yang tidaknoenal waktu ini sungguh sangat mengganggu bahkan merugikan warga sekitar, karena banyak rumah warga sekitar yang rusak akibat getaran mesin Vibro.
“Dampaknya cukup serius bukan hanya mengganggu lingkungan juga kerusakan yang diakibatkan proyek tersebut dan tidak tidak tidak ada yang mau bertanggung jawab, baik kerusakan infrastruktur jalan, rumah warga yang rusak sampai dengan debu yang menimbulkan volusi udara,” kata Yayat, kepada wartawan, Minggu (30/8).
Menurut Yayat, volusi yang diakibatkan aktivitas proyek Serpan ini sudah mengancam kesehatan warga sekitar. Bahkan, sebagian warga mulai banyak yang sakit batuk dan sesak napas yang didug akibat volusi udara dari proyek tol Serpan.
“Kami sama sekali tidak mendapatkan konvensasi baik dari perusahaan PP, Wika maupun perusahan galian tanah disekitar,” ujarnya.
Untuk itu lanjut Yayat, pihaknya mendesak agar mereka bertanggungjawab atas kerusakan lingkungan ini. Jika tidak kata Yayat, pihaknya bersama seluruh warga akan menghentikan aktivitas tol Serpan ini.
“Kami sama sekali tidak menghalangi proyek strategis nasional ini. Namun, mereka dalam aktivitasnya haruslah memperhatikan lingkungan sekitar, karena kami juga punya hak untuk hidup aman, tentram dan sejahtera,” papar Yayat.(kew/yud)