koranbanten.com -Rumah sederhana berdinding bilik bambu yang sudah tidak utuh menjadi saksi betapa perih kehidupan siti (60 th) dan Rukmah (20 th) beberapa tahun ini. Belum lagi apabila terjadi hujan dipastikan genteng lapuk yang menjadi atap rumahnya bocor dimana-mana. Tikar usang serta dipan reot menjadi tumpuannya disaat tidur.
Siti yang tinggal di rumah yang berukuran 5 x 7 meter persegi tersebut, saat koranbanten.com menyambangi terlihat sudah rapuh serta tidak memiliki aliran listrik dan air.
Siti dan rukmah warga Kampung Pasir Nangka, Rt 20, Rw 06, Desa Jayanti, Kecamatan Jayanti merupakan warga miskin kota yang mengalami kelumpuhan akibat penyakit diabetes yang dideritanya sejak 30 tahun lalu. Sementara itu rukmah puteri kandung Siti sendiri mengalami kelumpuhan sejak ia dilahirkan dan tidak bisa berjalan.
Praktis sejak didiagnosa penyakit tersebut Siti harus mengalami cobaan hidup yang berat dengan menanggung penyakit tak kunjung sembuh. Praktis untuk mandi, makan, buang hajat harus dibantu tetangga. Alat bantu berjalan (Tongkat) usang terkadang dipergunakan untuk membantu aktifitasnya. Untuk mencegah penyakitnya semakin bertambah parah, ibu siti harus diamputasi kaki (mata kaki sebelah kiri).
“Semua ini sudah jalan Allah SWT, (takdir), karena allah sudah merencanakan yang terbaik untuk umatnya dan sang pencipta pun tidak akan pernah tidur, selalu memerhatikan umatnya,” ucap ibu siti sambil menangis haru kepada Koranbanten.com, Kamis, (30/03).
Kehidupan sehari-hari Siti sungguh memperihatinkan selain keterbatasan fisik, keterbatasan ekonominya turut menghapiri kehidupannya. “Makan kadang ibu masak sendiri apa adanya, ada beras yah ibu masak beras biar bisa dimakan, kadang ada tetangga ngasih makanan,” ujarnya terisak pilu.
Karena ketiadaan biaya dan saat hanya berbekal BPJS, proses penyembuhan Siti dan anknya terhenti. Kini wanita paruh baya itu hanya bisa berpasrah diri berharap uluran tangan dermawan.
Siti, memohon uluran tangan dermawan agar dapat membantu dana untuk melakukan operasi amputasi kaki (mata kaki sebelah kiri). Karena tanpa bantuan dari relawan kami akan merasa kesulitan untuk menanggung beban biaya yang kami butuhkan. Sebab, dalam kondisi ekonomi keluarga kami yang menegah kebawah, biaya tersebut terasa sangat besar,” harap Siti.
Untuk itu, Siti berharap pemerintah maupun masyarakat dapat membantunya. Saat ini kami sangat membutuhkan uluran tangan untuk biaya operasi,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Rt 20 Rw 06 Iwan, mengatakan, tiap tahun rumah ibu siti sudah kami ajukan dalam acara musrenbang, baik Desa maupun Kecamatan.
“Tiap tahun sudah kami sudah kami ajukan dalam acara musrenbang, namun belum ada realisasinya, hanya pernah diukur, difoto-foto, dan diminta berkas-berkas tapi tidak kunjung direnovasi juga,” jelasnya.
Pihaknya juga mengatakan sudah beberapa kali membawa Siti berobat namun kekurangan biaya menjadi kendala.(adew/kie/ary)