KORANBANTEN.com – Jenazah Sutan Bhatoegana dikebumikan di Pemakaman Giri Tama, Parung, Kabupaten Bogor, pada Sabtu sore, 19 November 2016. Politikus Partai Demokrat itu wafat karena kanker liver.
Sutan merupakan salah seorang pendiri Partai Demokrat. Dia terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada pemilu legislatif 2004 dan 2009. Selama menjadi anggota DPR, pria kelahiran Pematang Siantar tahun 1957 itu sering menjadi incaran wartawan.
Maklum komentar-komentarnya menarik, unik, dan lucu. Termasuk ketika menyindir lawan politik partainya.
Ada dua istilah yang sangat terkenal yang diucapkan Sutan, yakni “masuk barang itu” dan “ngeri-ngeri sedap.” Kedua kata itu sering dilontarkan Sutan saat menyindir lawang politiknya yang sedang tertimpa kasus politik.
“Itu dari fraksi apa dan berbuat mesum dengan siapa, ya. Kok, jadi ngeri-ngeri sedap barang, tuh,” kata Sutan saat berkomentar soal isu video porno mirip anggota DPR.
Sedangkan kata kalimat “masuk barang, tuh,” yang diiringi ekspresi wajah ‘jahil’ membuatnya makin populer. Sutan mengaku kata-kata ‘ajaib’ itu terlontar secara spontan dari mulutnya ketika ia hendak menanggapi sesuatu.
Kata-kata lainnya adalah “ikan salmon”, “ikan koi”, dan “ikan teri”. Ikan salmon diartikannya sebagai “intelektual kagetan asal ngomong.”
Ikan koi dipakai Sutan untuk menyindir “kelompok orang penebar isu negatif.” Sedangkan Ikan teri, menurut Sutan, diartikan sebagai “mau terima, tapi tidak mau memberi.”
Selain itu, Sutan memiliki celetukan BBM (Bersih, Berani, dan Merakyat) dan SDM (Selamatkan Diri Masing-masing).
Kalimat “Sorry, my love” juga menjadi ciri khas Sutan. Ucapan itu sering dilontarkannya dalam sejumlah kesempatan, khususnya ketika ia masih diisukan terlibat kasus korupsi di Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM).
“Nama saya tidak tercemar. Sorry, my love. Orang bilang saya tercemar, kalau tak ada bukti ya enggak akan tercemar,” kata Sutan.
Saking melekatnya istilah ngeri-ngeri sedap, Sutan membuat buku berjudul Ngeri-ngeri Sedap Menggoyang Senayan. Di buku itu Sutan menuliskan pengalamannya sebagai politikus Senayan yang diklaimnya selalu bersih dan jujur.
Menurut Sutan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri yang memberikan kata sambutan dalam buku itu. “Saya suka dengan gaya Pak Sutan yang apa adanya, terbuka, santai, jujur, dan setia,” ucap Sutan menirukan kata sambutan SBY.
Sayang, menurut Sutan, buku itu tak sempat diterbitkan. “Belum diedarkan, saya sudah jadi tersangka,” katanya menceletuk saat menjalani sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Senin, 20 April 2015.
Namun, mantan Ketua Komisi VII DPR itu mulai menghindar menggunakan berbagai ungkapan itu sejak tersangkut kasus suap US$ 140 ribu dari mantan Sekretaris Jenderal ESDM Waryono dan menjalani pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi. @DF