KORANBANTEN.COM — Ketegasan dalam bertindak dan ketulusan dalam mengabdi kembali membawa harum nama Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Cilegon, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Banten, menerima penghargaan dari Kepala Kanwil Ditjenpas Banten, Muhammad Ali Syeh Banna pada Hari Selasa (15/7/25), atas keberhasilan petugasnya dalam menggagalkan dua upaya penyelundupan barang terlarang berupa telepon genggam (handphone) ke dalam lingkungan Lapas, yang terjadi pada tanggal 21 dan 30 Juni 2025.
Tindakan cepat dan sigap para petugas di lapangan telah mencegah masuknya alat komunikasi ilegal yang kerap menjadi sumber gangguan keamanan dan pelanggaran ketertiban dalam lingkungan pemasyarakatan. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa deteksi dini dan kesiapsiagaan jajaran pengamanan Lapas Cilegon berada dalam level terbaiknya.
Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas Banten, Muhammad Ali Syeh Banna, secara langsung memberikan penghargaan sebagai bentuk apresiasi terhadap profesionalisme dan komitmen tinggi petugas. Dalam sambutannya, beliau menyatakan:
“Saya bangga kepada jajaran Lapas Cilegon. Mereka telah menunjukkan bahwa pengawasan tidak boleh dilakukan setengah hati. Setiap tindakan pencegahan—kecil sekalipun—adalah langkah besar dalam menjaga marwah lembaga dan memastikan bahwa sistem pemasyarakatan tetap berjalan sesuai aturan.”
Lebih lanjut, beliau berharap keberhasilan ini menjadi motivasi bagi seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kanwil Ditjenpas Banten untuk terus meningkatkan kewaspadaan, kedisiplinan, serta integritas dalam bekerja.
Kalapas Kelas IIA Cilegon, Margono, yang turut hadir dalam acara penyerahan penghargaan tersebut, menyampaikan pernyataan penuh emosi dan kebanggaan. Dalam keterangannya, ia menegaskan bahwa capaian ini bukan hasil kerja individu, melainkan buah dari semangat kolektif yang dijaga dan dirawat bersama:
“Kami bukan pahlawan. Kami hanya orang-orang biasa yang memilih untuk menjalankan tugas luar biasa. Ketika kami bisa mencegah satu ponsel masuk, kami tahu kami sedang mencegah rantai pelanggaran, sedang menjaga ketertiban, dan sedang melindungi warga binaan dari potensi penyalahgunaan. Kami tahu, tugas ini berat. Tapi kami yakin, dengan hati yang jujur dan kerja yang sungguh, kepercayaan itu bisa terus kami jaga.”
Margono juga menyampaikan apresiasinya kepada seluruh jajaran pengamanan yang tidak kenal lelah dalam menjalankan fungsi kontrol, deteksi dini, dan respon cepat terhadap potensi ancaman keamanan. Ia berharap penghargaan ini menjadi pemicu semangat untuk terus menjaga integritas dalam mengemban amanah negara.
Keberhasilan menggagalkan upaya penyelundupan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa keamanan lembaga pemasyarakatan bukanlah sesuatu yang bisa ditawar. Setiap celah bisa menjadi ancaman, dan setiap kelengahan bisa membawa risiko serius. Oleh karena itu, sinergi, penguatan moral petugas, dan keteguhan dalam menegakkan aturan menjadi kunci utama dalam menjaga kepercayaan publik terhadap institusi pemasyarakatan.
Di balik tembok tinggi dan jeruji baja, para petugas Lapas Cilegon berdiri, bukan hanya sebagai penjaga, tetapi juga sebagai pengemban tanggung jawab moral. Penghargaan ini adalah pesan: bahwa dalam diam, mereka bekerja. Dalam senyap, mereka berjaga. Dan dalam ketulusan, mereka membela nilai keadilan.(***).