KORANBANTEN.Com – Puluhan sopir angkutan umum yang tersebar dari seluruh kota/kabupaten di Provinsi Banten mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Abdiyasa Teladan tahun 2018 yang diadakan PT Jasa Raharja (persero) Banten di Hotel Ledian, Kota Serang. Pendidikan dan pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan para sopir angkutan umum sehingga diharapkan nantinya bisa meminimalisasi kecelakaan.
“Konsen kita selain memberikan santunan, juga bagaimana kita meminimalisir kecelakaan,” kata Suhadi, kepala PT Jasa Raharja (persero) Banten, usai membuka acara, Rabu (14/3).
Menurut Suhadi, jika terjadi kecelakaan maka yang menjadi korban bukan hanya orang yang meninggal dunia saja, tetapi juga keluarganya juga terutama anak dan istri. Apalagi berdasarkan data yang ada, pengendara yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas rata-rata mereka yang masih berusia produktif dalam mencari nafkah.
“Makanya kita buat pendidikan dan pelatihan awak angkutan umum. Dari 8 kabupaten kota, kami kumpulkan sopir-sopir angkutan umum untuk kami diklat selama dua hari. Sehingga nanti di saat bawa kendaraan kami harapkan sopir-sopir ini lebih tertip, lebih disiplin, dan lebih taat dalam berlalu lintas,” ungkap Suhadi.
Suhadi juga berharap agar diklat ini menjadi wadah bersama berbagai unsur dalam menekan angka kecelakaan. ”Tujuan diklat kita konsen bagaimana bersama stake holder lainnya bersama-sama meminimalisir angka kecelakaan.” jelasnya.
Suhadi mengaku bersyukur angka kecelakaan di Provinsi Banten sejak beberapa tahun terakhir menurun. “Angka kecelakaan tahun 2017 menurun dibandingkan tahun 2016, mungkin di antaranya karena adanya upaya dari ditlantas, dishub dan kami dalam melakukan pencegahan,” katanya.
Sementara Kepala Dinas Perhubunga Provinsi Banten Herdi Jauhari mengungkapkan jika pendidikan dan pelatihan sopir angkutan umum ini sangat penting. Apalagi mengingat jika nyawa dan keselamatan para penumpang bergantung dari sopirnya.
“Kita melihat mindset pengemudinya. Kalau kita naik bis naik kendaraan, nyawa kita itu ada di sopirya di pengemudinya. Kalau dia ugal-ugalan, kalau dia narkoba, atau kalau dia tidak menguasai tentang peraturan, rambu-rambu di jalan, bahaya. Ini penting karena menyangkut keselamatan, dia mungkin satu orang tapi penumpangnya banyak, bisa lima puluh, bisa dua puluh, bisa sepuluh,” paparnya.
Menurut Herdi, jika menghadapi situasi lalu lintas di jalan sopir mungkin bisa mengetahui cara menghindarinya, tetapi para penumpang tidak. “Sopir mungkin tahu cara menghindari keselamatan tapi penumpang tidak bisa apa-apa.Makanya dengan pendidikan itu, tidak hanya mengetahui peraturan, tapi juga mindsetnya supaya dia menyadari bahwa dia membawa nyawa penumpang,” tukas Herdi.
Kepala Subdit Dikyasa Dirlantas Polda Banten AKBP Tri Laksono mengungkapkan jika angka kecelakaan di Provinsi Banten cukup tinggi. “Dari data kami, di Banten setiap hari ada dua orang yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas,” jelasnya.
Karena itu, ia berharap agar pendidikan dan pelatihan yang dilakukan bisa meningkatkan kesadaran para sopir angkutan kota dalam berlalu lintas sehingga nantinya bisa meminimalisir angka kecelakaan.(adv)