Tujuh Cagar Budaya Kota Tangerang Bakal Ditandai Prasasti

KORANBANTEN.COM  – Tujuh Cagar Budaya Kota Tangerang bakal ditandai prasasti dalam waktu dekat. Hal itu diungkapkan Sudadi, Kepala Bidang Budaya pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tangerang,Rabu (23/5).

“Dari sembilan cagar budaya yang ditetapkan Pemerintah Kota Tangerang pada 2011 lalu, tujuh diantaranya akan kita pasang prasasti,” katanya.

Bacaan Lainnya

Sembilan cagar budaya yang telah ditetapkan sebelumnya yakni Masjid Kali Pasir, Klenteng Boen San Bio, Klenteng Boen Tek Bio, Bendungan Pintu Air Sepuluh, Lapas Anak Pria, Lapas Anak Wanita, Lapas Pemuda, Museum Benteng Heritage, dan Stasiun Kereta Api Tangerang sebagai nominator UNESCO.

Tujuan dipasangnya prasasti tersebut, menurut Sudadi, untuk menarik perhatian sekaligus agar para pendatang yang berkunjung ke lokasi tersebut mengetahui sejarah dan cagar budaya Kota Tangerang.

“Biar masyarakat luar mengetahui cagar budaya yang ada di Kota Tangerang,” ujarnya.

Sementara tujuh cagar budaya yang akan dipasang prasasti diantaranya adalah Pintu Air 10, Masjid Kali Pasir, Stasiun Kereta Api Tangerang, Kelenteng Boen San Bio dan Lapas Anak Pria, Lapas Anak Wanita, serta Lapas Pemuda.

“Prasasti sedang diproses dengan pengelola dan pengurus. Rencana di bulan Juli 2018 nanti yang sudah pasti kita pasang prasasti yaitu tujuh cagar budaya,” jelasnya.

Ditempat yang sama, Kepala Seksi (Kasie) Sejarah dan Pelestarian Disbudpar Kota Tangerang, Jajat J Bun’Yani menjelaskan, anggaran untuk pemasangan satu prasasti sebesar 12 juta rupiah.

“Perlokasi dianggarkannya segitu. Nantinya prasasti terbuat dari batu alam dan keramik dengan tinggi lebarnya sekitar 1 x 2 meter,” kata Jajat, sapaan akrabnya.

Lanjut dia, kedepannya akan ada beberapa tempat bersejarah yang juga bakal ditetapkan Pemkot Tangerang sebagai cagar budaya. Kriterianya bangunan atau tempat tersebut berusia 50 tahun dan tentunya harus yang memiliki nilai-nilai sejarah.

“Yang berpotensi bakal jadi cagar budaya sementara ini dalam kajian adalah Makam Aria Santika di Batuceper, Makam Raden Kasman di Sangiang, Pintu Hek di Kebon Besar, Rumah Asli Tionghoa di Karawaci, TMP Taruna, Kereta Kencana di Karawaci, dan Perahu Pecun di Karawaci,” tandasnya. (Zher-hel).

Pos terkait