KORANBANTEN.COM – Dalam Rangka Menutup akhir tahun 2024, 562 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) mengikuti istighosah dan doa bersama, dipimpin Abuya Muhtadi, kyai mufti syafi’iyyah, dan mursyid Tarekat Syadziliyah.
Abuya Muhtadi adalah putra Abuya Muhammad Dimyathi al-Bantani, pendiri Pondok Pesantren Roudotul Ulum Cidahu, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Dalam kegiatan ini diikuti oleh seluruh warga binaan dan petugas yang dilaksanakan di dalam blok hunian Rutan Kelas IIB Serang.
Kepala Rutan Kelas IIB Serang, Marthen Butar Butar mengatakan bahwa Doa dan istighosah bersama ini diharapkan menjadi penuntun jalan bagi para WBP untuk menjadi pribadi yang lebih baik, serta mengikuti pembinaan dan pendidikan dibalik jeruji besi sampai lulus dan bersungguh-sungguh.
“Kita mengadakan refleksi akhir tahun sekaligus istighosah bersama, agar tahun depan kita diberi keberkahan dan di doakan agar WBP di beri keberkahan, pembinaan kita diberi keberkahan,” ujar Kepala Rutan Kelas II B Serang, Marthen Butar Butar, dilokasi, Jumat, (27/12/2024).
Marthen Butar Butar mengatakan bahwa, pada 2025 nanti bakal ada Ratusan WBP yang menghirup udara bebas. Diharapkan mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik serta diterima masyarakat.
“Karena di tahun depan ada Ratusan WBP kita akan bebas. WBP yang ikut kegiatan ini ada sekitar 520 WBP pria dan 42 perempuan. Kami arahkan untuk ikut, agar menjadi penerang dan penuntun bagi mereka semua,” terangnya.
Selama doa dan istighosah bersama, ada narapidana yang menangis. Marthen berharap acara keagamaan bisa terus digelar rutin, agar menjadi penenang dan penuntun para narapidana.
Menurutnya, agama menjadi faktor penting untuk merubah WBP menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
“Rencananya setiap tahun, bahkan tiap ada momen besar juga, kami akan mengadakan kegiatan, menunjang akselerasi menteri, salah satunya pembinaan WBP, agar mereka setelah keluar dari sini, bisa lebih baik lagi,” jelasnya.
Setelah Istigosa bersama Abuya Muhtadi Dimyati selesai, kegiatan dilanjutkan dengan tausiah dari Ustadz Gulamudin dengan tema refleksi akhir tahun menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Dalam tausiah tersebut, Ustadz Gulamudin menyampaikan pentingnya introspeksi diri, memperbaiki hubungan dengan Allah, dan menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Setiap orang memiliki kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik. Apa pun kesalahan masa lalu, pintu taubat selalu terbuka. Mulailah dengan memperbaiki diri sendiri dan jadikan pengalaman hidup sebagai pelajaran berharga,” ujar Ustaz Gulamudin dalam pesannya.(***)