Koranbanten.com – Rosyid Haerudin pemilik Rumah Makan Boemi 295 Memiliki sikap ulet dan kerja keras yang membawanya menjadi seorang Direktur PT Niaga Bintang Utama, Direktur Utama PT Cilegon Boemi Makmur, Komisaris Utama PT Global Pacific Counsulting dan juga pernah menduduki kuri kepemerintahan di DPRD.
Pria kelulusan Universitas Budi Luhur kini memiliki 420 karyawan di Rumah Makan Boemi 295 yang ia dirikan di Jalan Anyer Brigjen Katamso KM 9.3 Kel Kepuh Ciwandan Banten dan berbagai tempat lainnya. Angka 295 pada nama rumah makan itu mempunyai motivasi dan makna tersendiri bagi Rosyid.
“Angka 2 artinya dua kalimat syahadat, 9 adalah angka ganjil, Allah swt menyukai angka tertinggi dan ganjil dan cerminan meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Dan angka 5 artinya sholat 5 waktu,” ungkap Rosyid kepada koran Banten.com.
Pria yang lahir di Serang 9 April 1974 ini melanjutkan, masakan yang menjadi andalan dan ciri khasnya yakni, makanan khas Banten tempo dulu seperti Nasi Kabeulem (nasi bakar yang dibalut dengan daun pisang dan dicampuran daging ayam, ati ampela dan taburan ikan teri medan), menu minuman Es Akang 295.
Pria yang memiliki prinsip Khairunnas anfa uhum linnas (sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaata bagi manusia lainnya) ini berharap, dengan perusahaan kuliner yang dimilikinya bisa mengurangi angka penggangguran di Banten tanpa memandang tingkat pendidikan. Mereka yang berijazah SMP pun ia pekerjakan di perusahaannya.
Rosyid yang kini dikaruniai dua anak, M. Faujan Hasyim dan M. Zenal Abidin ini menambahkan, sebagai umat muslim, kita harus tetap mendekatkan diri kepada sang pencipta. “Agar segala ikhtiar yang kita lakukan untuk mencapai kesuksesan diijabah oleh Allah SWT dengan menyerahkan segala sesuatu kepada-nya NYA. Dengan seperti itu mudah-mudah hidup kita bisa dimudahkan di dunia dan akhirat,” ungkapnya.
Ditengah kesibukannya sebagai seorang pengusaha ia juga aktif dalam kegiatan keagamaan dengan mengelola majelis taklim Al Hidayah 295 yang teletak di Jalan Fatahillah Lingkungan Warung Kara Kelurahan Kepuh, Ciwandan kota Cilegon yang beranggotakan 120 jamaah.
“Program unggulannya setiap hari selasa mengadakan kajian-kajian keagamaan yang bersumber dari kitab-kitab kuning,” pungkasnya mengakhiri perbincangan. (KIKI/WISNU)