Koranbanten.com, Pandeglang – Ruang kreatif halaman budaya kembali menggelar dialog seni dan lingkungan jilid V sebagai ajang tahunan. Acara kali ini dilaksakan di Pendopo R Ibrahim karsowijaya, ruang kreatif halaman budaya di Kampung Lame, Desa Mekarsari, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, pada 30 Juni 2024, dengan titik fokus pembahasan tradisi lisan dan manuskrip
Acara tersebut dibuka langsung oleh Balai Pelestarian Kebudayaan atau BPK Wilayah VIII, dengan tujuan sebagai upaya dalam pelestarian pembinaan dan pengembangan potensi budaya lokal yang menjadi kekayaan serta memiliki nilai suatu bangsa yang berdaulat.
Nanda jendol perwakilan dari keproduksian mengatakan, acara ini digelar yang bertajuk lokakarya dan pertunjukan teater diikuti oleh guru-guru hingga masyarakat.
” Lokakarya ini diikuti oleh guru-guru yang menjadi pembina seni dari berbagai sekolah di provinsi banten dan masyarakat yang dimana para pembina seni mengikuti lokakarya salah satunya adalah lokakarya tradisi lisan dan manuskrip untuk pendidikan berkelanjutan,”kata Nanda jendol, Selasa 2 Juli 2024.
Tidak hanya lokakarya, kata dia, dialog seni dan lingkungan jilid V menggelar sampel hasil lokakarya berbentuk pertunjukan teater, pemutaran film dan musikalisasi puisi sebagai contoh taktis dan tekstur dari materi lokakarya yang di berikan oleh narasumber.
” Pemutaran film Arum, musik puisi oleh Gardanawa Smanio, pertunjukan teater dibawakan oleh teater Eskalapa dan Sanggar Sasendu Kota Serang,sempel pertunjukan itu merupakan pertunjukan yang terinspirasi dari tradisi lisan yang berkembang dimasyarakat Banten khususnya pandeglang luasnya indonesia “jelasnya.
Dikatakan Nanda, dialog seni dan lingkungan sebagai program tahunan Ruang Kreatif halaman budaya bertujuan untuk memantik dan membaca permasalah lingkungan masyarakat dalam upaya melahirkan solusi dan kreatifitas yang menciptakan sebuah karya seni yang patut diapresiasi.
” Dialog seni dan lingkungan sebagai program tahunan Ruang kreatif halaman budaya bertujuan untuk menciptakan seni yang berkaitan dengan permasalahan lingkungan, baik lingkungan terdekat ataupun lingkungan terjauh,”katanya
” Sehingga pandangan tentang seni tidak hanya semata bicara keindahan yang sifatnya terstilisasi dan hanya untuk seni, tetapi seni yang aplikatif dan berguna bagi masyarakat, bisa diibaratkan cermin diri dari lingkungan atau Masyarakat “Art For People,”sambungnya.
Acara tersebut turut dihadiri Kasubag Balai Pelestarian Kebudayaan atau BPK Wilayah VIII, Juliadi, S.S., M.Sc dan tiga Narasumber diantaranya Nanda Gheida dari Kantor Bahasa Provinsi Banten, Eky Tamamul Fikri Lembaga Pelestari Kebudayaan 94 sebagai Pendokumentasian berbasis tradisi lisan serta R A Yopi Hendrawan Utoyo Teaterawan , Lokakarya Penciptaan Seni Pertunjukan. Ketiga narasumber tersebut ahli dalam bidangnya masing-masing. Sehingga masyarakat dan peserta termotivasi untuk ikut serta melestarikan tradisi lisan dan manuskrip yang ada di daerahnya.