KORANBANTEN.COM – Seorang anak berusia 10 tahun yang berlokasi di Desa Kadugempong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, mengalami kejadian tragis setelah menjalani vaksinasi di sekolah. Anak tersebut, yang bernama Siska Alpiah (10), mengeluhkan benjolan pada tangan kanannya yang semakin membesar setelah vaksinasi.
Menurut orang tua anak, benjolan tersebut muncul tiga hari setelah vaksinasi. Berawal dari panas dingin, dan muncullah benjolan kecil dan sekarang beratnya mencapai 2 kilogram. Setelah dibawa ke beberapa rumah sakit, anak tersebut didiagnosis menderita kanker ganas.
“Kami sangat terpukul dengan kejadian ini. Anak kami tidak pernah memiliki riwayat penyakit sebelumnya,” ujar Amnah (34), orang tua anak tersebut.
*Kronologis Kejadian*
Amnah menceritakan berawal dari tahun 2021 disuntik untuk vaksinasi di Sekolah Dasar (SD) Kadugempong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, setelah itu mengalami panas dingin, kebetulan dirinya sedang bekerja di Bekasi yang akhirnya anak tersebut dibawa ke bidan dan disuruh ke rumah sakit.
“Kami bawa ke RSUD Banten namun di rujuk ke rumah sakit umum Kabupaten Tangerang karna tidak memiliki alat, satu Minggu di rawat dan hanya di infus, pulang dan di rujuk kembali ke Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusomo (RSCM) selama satu bulan lebih dan disuruh di amputasi,” ungkapnya.
Amnah menambahkan, anaknya tersebut sejak kecil tidak ada kendala atau gejala apa – apa. Namun usia di vaksin timbul lah benjolan, setelah 3 hari di vaksin makin hari makin besar di tangan sebelah kanan. Dari pihak sekolah tidak tahu, dan tidak ada pemberitahuan untuk di adakan vaksin.
“Semenjak timbul benjolan anak tersebut sudah tidak bersekolah dan tidak bisa bermain kembali, berat benjolan tersebut 2 kilo, keterangan dari rumah sakit katanya kena kanker ganas, dari sekolah 6 bulan lalu baru datang ke rumah dan menyerahkan uang sebesar 6 juta untuk membantu biaya rumah sakit.
“Kami sebenarnya namun sempat menolak karana ingin bersama – bersama berobat agar anak tersebut sembuh kembali. Setelah kami sampaikan berawal dari vaksin namun pihak sekolah tidak yakin dan mengatakan bahwa kalau di suntik vaksin ada di tangan sebelah kiri bukan disebalh kanan. Kami berharap agar pihak pemerintahan bisa membantu untuk penyembuhan anak kami seperti sediakala,” harapnya.(***)