KORANBANTEN.COM – Ketua Dewan Kopi Indonesia sekaligus Waketum PUB Bidang Pertanian dan mantan Menteri Pertanian (2004-2009), era SBY, Prof Dr Anton Apriantono melakukan penanaman kopi banten di Kawasan Wisata Halal Baduy Outbound Serang, Banten, Minggu 31 Januari 2021.
Hadir dalam acara, Sekum PUB, Laksamana Dr Eden Gunawan, Presiden iSABC M. Hasan Gaido, jajarang pengurus PUB, Tb Sukatma, Wawan, Aris praktisi kopi dan Muhammad Rikza selaku Direktur PT Bisnis Banten sebagai pengelola Kawasan Wisata Halal Baduy Outbound.
Direktur PT Bisnis Banten Muhammad Rikza memaparkan, kopi adalah warisan bangsa Indonesia dan sejarah kopi di Indonesia dimulai pada tahun 1696 ketika Belanda membawa kopi dari Malabar, India, ke Jawa.
“Mereka membudidayakan tanaman kopi tersebut di Kedawung sebuah perkebunan yang terletak dekat Batavia. Kala itu semua tanaman kopi yang ada di Indonesia merupakan jenis Arabika,” ujarnya.
“Jenis tersebut patut dilestarikan dan dibudidayakan terutama di banten karena banten memiliki dua gunung yaitu Pulosari dan gunung Karang, keduanya sangat potensial untuk perkebunan kopi jenis robusta dan arabica,” imbuh Muhammad Rikza.
Pada kesempatan tersebut, selain menanam kopi di Kawasan Halal Baduy Outbound Serang Banten, Prof Dr Anton Apriantono bersama jajaran menikmati hidangan makanan khas Baduy Outbound seperti Nasi Gonjleng dan Nasi Rembulan sambil menikmati view kokohnya gunung Karang yang begitu gagahnya berdiri.
Prof Dr Anton Apriantono Ketua Dewan Kopi Indonesia berharap di Banten dan terutama Kabupaten Pandeglang dapat memiliki tumbuhan kopi jenis arabica kualitas terbaik sehingga dapat bersaing dengan kopi-kopi nusantara lainnya yang memang sudah diakui oleh negara luar seperti contoh Kopi Gayo asal Aceh, Kopi Toraja, Kopi Kintamani dan masih banyak lagi.
“Mari kita kuatkan dan edukasi petani daerah agar menanam kopi kembali dengan melibatkan masyarakat setempat, pondok pesantren dan komunitas agar kopi Banten di Indonesia memiliki kualitas terbaik dan kita ekspor ke negara-negara pecinta kopi tentunya,” pungkas Prof Anton Apriantono.(red).