Warga Baksel Keluhkan Kelangkaan Gas Elpiji

KORANBANTEN.COM – Warga Lebak Selatan (Baksel) mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 Kg, pasalnya gas elpiji 3 Kg yang disubsidi oleh pemerintah akhir-akhir ini sulit didapatkan, hingga membuat membuat masyarakat di beberapa kecamatan merasa jengkel.

Momon Supriadi, warga Kecamatan Malingping mengaku yang biasanya mudah mendapatkan gas elpiji 3 Kg, namun beberapa tempat warung yang ada di Kecamatan Malingping dirinya tidak jua mendapatkan, sehingga merasa jengkel.

Bacaan Lainnya

“Sudah beberapa tempat dan warung saya cari gas kesana kesini pada ga ada, seharusnya pemerintah di masa pandemi ini dapat meringankan beban masyarakat, udah susah, gas pun langka,” ujarnya kesal.

Sementara itu, Anggraeni warga Kecamatan Bayah pun mengungkapkan hal yang sama, dirinya mengatakan gas elpiji 3 Kg terkadang ada musiman langka, hingga membuat ibu-ibu rumah tangga kesal dan jengkel.

“Gas elpiji mulai susah dan langka lagi, kenapa ya ko seperti ada musiman gitu, terkadang mudah didapatkan, namun kadang langka susah dicari. Ibu-ibu mah pasti jengkel lah, karena termasuk kebutuhan pokok untuk masak,” tukasnya.

Terpisah, Direktur PT. Sinar Malingping Putra (SMP), Imam Taufik, saat dikonfirmasi, Sabtu (12/12/20) menuturkan kelangkaan gas elpiji 3 Kg disebabkan kurangnya kuota pasokan di wilayah Baksel. Dirinya pun mengaku sempat mengkonfirmasi pihak pertamina, dan mendapat jawaban akan ada tambahan extra droping, sehingga tambahan ini semoga bermanfaat dan mencukupi sampai akhir tahun.

“Gas 3 Kg di Baksel kekurangan pasokan, saat ini kuota kita hanya sekitar 5 juta lebih tabung pertahun, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan warga Baksel dibutuhkan sekitar 7 juta lebih tabung pertahun, apabila disesuaikan dengan penduduk Baksel jika berbicara data, kita pun di Lebak kuotanya paling sedikit dibandingkan dengan kabupaten/kota lain,” jelasnya.

Dirinya juga sedang berusaha mengupayakan agar pasokan kuota di Baksel ditambah oleh pemerintah, sehingga kebutuhan gas 3 Kg dapat terpenuhi. Prosesnya pun menurut Imam Taufik tidak mudah, harus di setujui Disperindag, Bupati, Gubernur, serta Dirjen Migas dan Pertamina.

“Kita sedang berusaha menambah kuota pasokan gas, agar kebutuhan warga Baksel khususnya terpenuhi. Ya kalau berbicara konsumen, kan ada tuh peraturan agar ASN, Restoran dan lainnya tidak memakai gas 3 Kg, kemungkinan itu sebabnya kuota tidak cukup, kita akui pangkalan saja kalau ada gas langsung diserbu konsumen paling 3 jam langsung habis,” pungkasnya. (Cex)

Pos terkait