Warga Butuhkan Obat Obatan dan Alat Kebersihan

KORANBANTEN.COM-Pasca musibah banjir bandang di lima Kecamatan yang ada di Lebak Selatan, sebagian warga terdampak banjir mulai membutuhkan berbagai obat obatan medis dasar, seperti obat gatal, maag, pegal pegal. Maklum saja, saat ini mereka sudah mulai terserang penyakit gatal gatal akibat terendam air kotor dan berlumpur, terlebih setelah situasi normal, warga mulai membersihkan rumah dari genangan lumpur.

Dikatakan Erwin Komara Sukma, Ketua Relawan Siaga Bencana Kabupaten Lebak, saat ini situasi dipermukiman warga yang terkena bencana banjir mulai normal. Dengan begitu, warga kini lebih fokus untuk merapihkan kembali rumah rumah yang tergenang lumpur, akan tetapi, karena berbagai perkakas dan peralatan hilang terbawa banjir, maka warga sangat membutuhkan peralatan kebersihan berupa pacul, parang, serokan dan lain lain.

Bacaan Lainnya

“Saat ini warga mulai membersihkan kembali rumahnya masing masing. Namun, karena peralatan kebersihannya hilang terbawa banjir, maka mereka membersihkan dengan alat seadanya, jadi kami mengharapkan agar para donator dan relawan lainnya, untuk membawa obat obatan dan peralatan kebersihan jika ingin membantu meringankan beban warga yang terdampak banjir,”kata Erwin, kepada Koran Banten, Selasa(11/10/2022).

Erwin melanjutkan, berdasarkan hasil pantauannya dibeberapa titik lokasi bencana, warga benar benar memerlukan berbagai keutuhan dasar, diantaranya Sembako, terpal, selimut, karpet pelastik, pakaian layak, alat kebersihan dan obat obatan. Namun demikian, warga belum bisa melakukan aktifitas sehar hari seperti mencari rejeki, lantaran harus membersihkan rumah dan lingkungan.

“Mayoritas dari warga memerlukan obat obatan, sembako, terpal, selimut. Maklum, barang barang tersebut habis terendam air,”ucap Erwin lagi.

Asep Dedi Mulyadi, warga Desa Bayah Timur, membenarkan jika saat ini, ia dan warga lainnya sangat membutuhkan peralatan kebersihan. Hal itu disebabkan, lumpur yang menggenang dipermukiman warga lumayan tebal, bisa mencapai 20 sampai 30 sentimeter. Selain itu, warga juga saat ini benar benar membutuhkan sembako dan alas untuk tidur, lantaran, semua habis terendam banjir, jika pun ada semua peralatan tersebut sudah rusak dan basah.

Asep berharap, tidak ada banjir susulan. Lantaran, saat ini juga warga sudah lelah dan kepayahan untuk membersihkan material yang berasal dari lumpur berwarna kecoklatan. Namun demikian, ia dan warga lainnya akan tetap waspada jika terjadi banjir susulan.

“Alhamdulillah sudah normal, kita tinggal membersihkan lumpur yang tersisa. Kami berharap, ada bantuan peralatan kebersihan dan kebutuhan dasar lainnya, maklum pak, semuanya hilang terbawa banjir,”ucap Asep.

Sementara itu, Rafik Rahmat Taufik, Kepala Desa Bayah Timur, Kecamatan Bayah mengatakan, jika banjir yang melanda desanya sebagian merupakan banjir kiriman dari daerah hulu atau Kecamatan Cibeber. Hal tersebut dikarenakan, kondisi hujan yang tidak terlalu lebat diwilayahnya.

Namun demikian akibat banjir kiriman dari wilayah hulu tersebut, akhirnya membuat sungai Cimadur tak sanggup lagi menahan luapan air yang datang, sehingga menyebabkan air tumpah dan menggenangi permukiman warga, serta areal persawahan. Tentu saja hal itu bisa dilihat dari statistik jumlah warga yang terdampak mencapai 69 rumah dan 25 hektar persawahan milik warga terendam, diantaranya 6 hektar mengalami gagal panen.

“Untuk banjir bandang kali ini sepertinya kiriman dari hulu (Kecamatan Cibeber), karena curah hujan yang turun di daerah Bayah tidak terlalu lebat. Namun demikian, saya mengharapkan tidak ada lagi banjir susulan,”harap mantan pemimpin redaksi salah satu media online di Banten ini.(aswapi)

Pos terkait