KORANBANTEN.COM-Sejumlah masyarakat Kabupaten Pandeglang yang berada di wilayah selatan mengeluhkan kelangkaan gas Elpiji tiga Kilogram. Walaupun ada, harga jual melambung tinggi hingga mencapai Rp 30 ribu per tabung. Padahal, harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah tidak lebih dari Rp 16 ribu.
Apipah (38) ibu rumah tangga di Desa Sukawaris, Kecamatan Cikeusik mengaku, saat ini harga tabung gas elpiji kemasan tiga kilogram di wilayahnya mencapai Rp 30 ribu per tabung, itu pun barangnya susah dicari atau langka.
“Sudah harganya tinggi, kami juga susah mendapatkannya karena langka,” ucap Apipah, kepada wartawan, Kamis (19/11).
Menurutnya, selama dua pekan terakhir pasokan elpiji kemasan tiga kilogram terjadi kesulitan sehingga harus pergi ke pangkalan atau agen dengan jarak empat kilometer dari rumah.
“Kami terpaksa membeli elpiji kemasan tiga kilogram Rp 30 ribu itu karena di sini sulit mendapatkan gas, padahal biasanya atau sebelumnya hanya Rp19 ribu/tabung,” paparnya.
Masitoh, pemilik warung kelontongan di desa setempat mengaku, memang hampir tiga pekan ini pengiriman elpiji ke warungnya sudah tidak tentu. Kalaupun ada kiriman hanya diberikan sedikit saja.
“Saya tidak tahu persis kenapa gas elpiji bisa langka dan harganya juga naik, bahkan jatah setiap Minggu untuk warung saya dikurangi setengahnya, paling hanya dikasih 20 tabung bahkan sudah dua Minggu ini hanya dikasih 10 tabung saja,” kata Masitoh.
Sementara itu, Ajat Sudrajat, Tokoh masyarakat Cikeusik menyatakan, dengan banyaknya keluhan masyarakat dia meminta Dinas Perdagangan agar segera menggelar inspeksi terhadap pendistribusian elpiji berbentuk melon tersebut. Jangan sampai harga terus tidak terkendali bahkan langka dipasaran yang membuat warga kebingungan.
“Iya kita sudah banyak terima keluhan dari warga gas pertabungnya mencapai Rp 30 ribu hingga Rp 35 rubu pertabung,” ungkapnya.(yud)