Koranbanten.com – Puluhan Warga yang bermukim di wilayah TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 106 Kodim 0603/Lebak, tepatnya warga Desa Pasindangan, Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak mengikut sejumlah kegiatan non fisik berupa penyuluhan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Lebak dan dari DP2KP3A Lebak yang di wakili oleh Puskesmas Cileles. Penyuluhan itu dilaksanakan di Kantor Desa Pasindangan, Kecamatan Cileles, Kamis (10/10/2019).
“Selain mengejar target sasaran fisik pengerasan jalan, TMMD ke 106 Kodim 0603/Lebak kini mulai memasuki sasaran non fisik berupa pemberian penyuluhan ke warga setempat,” kata Pasiter Kodim 0603/ Lebak Kapten Inf. Subagyo dilokasi, Kamis (10/10/2019)
Saat memberikan materi tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Kepala Bidang (Kabid) Pembangunan Kelembagaan Masyarakat Desa pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Lebak, Suparman, S.Sos mengatakan, Badan Usaha Milik Desa atau yang biasa disebut BUMDes merupakan Lembaga Usaha Desa yang dikelola oleh masyarakat dan Pemerintah Desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.
Dijelaskan Suparman, pendirian BUMDes harus didasarkan pada kebutuhan dan potensi desa, sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berkenaan dengan perencanaan dan pendiriannya, lanjutnya, BUMDes dibangun atas prakarsa (inisiasi) masyarakat, serta mendasarkan pada prinsip-prinsip kooperatif, partisipatif, transparansi, emansipatif, akuntabel dan sustainabel dengan mekanisme member-base dan self-help.
“Dari semua itu yang terpenting adalah bahwa pengelolaan BUMDes harus dilakukan secara profesional dan mandiri,” ujar Suparman.
Suparman mengungkapkan ada empat tujuan penting pendirian BUMDes yaitu: meningkatkan perekonomian desa, meningkatkan lendapatan asli desa, meningkatkan pengelolaan potensi desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, kewirausahaan desa harus ditingkatkan secara bertahap kepada masyarakat agar kedepan masyarakat dapat mengambil langkah yang jelas untuk berwirausaha secara mandiri dan terlibat secara langsung dalam pengelolaan BUMDes yang sudah terbentuk tapi pada kenyataannya belum berjalan.
“BUMDes sebagai salah satu program yang digunakan untuk dapat mengelola aset desa menjadi lebih efisien dan bermanfaat bagi masyarakat desa,” imbuhnya.
Ditempat yang sama, Kepala Puskesmas Cileles, H. Rafei yang mewakili Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KP3A) Kabupaten Lebak memberikan penyuluhan dengan materi pencegahan Stunting.
“Stunting adalah kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya. Hal itu disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dengan manifestasi kegagalan pertumbuhan (growth faltering) yang dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun,” ucapnya.
Di Indonesia, lanjutnya ia menerangkan kasus stunting masih menjadi masalah kesehatan dengan jumlah yang cukup banyak. Untuk itu, pencegahan stunting saat ini merupakan salah satu fokus kerja Pemerintah.
Masih katanya, upaya pencegahan stunting ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal dengan disertai kemampuan emosional sosial dan fisik yang siap untuk belajar serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting yaitu perbaikan terhadap pola makan pola asuh serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.
“Ajarkan ke anak-anak kita, kalau nanti bila mereka atau istri mereka mengandung, harus hamil yang direncanakan. Berikan kasih sayang, makan makanan dengan gizi yang baik agar anaknya tidak stunting, jadi anak yang cerdas dan berkualitas,” tutup Rafei. (Ajat)