KORANBANTEN.com – Warga Lebak Selatan menilai kualitas rastra yang turun pagi kemarin jelek, hal ini diungkapkan oleh beberapa ibu rumah tangga yang mengeluh. Juju salah satu warga Kecamatan Malingping mengatakan kepada wartawan bahwa rastra yang diterimanya kulalitasnya menurun, “kok rastra yang sekarang jelek, padahal waktu yang pertama lumayan bagus” ungkapnya. Warga lainnya pun mengatakan hal yang sama, roheti menilai jeleknya kualitas rastra yang diterimanya, “rastra yang kemarin berwarna kekuningan dan berbau, tidak seperti yang pertama” ujarnya.
Ketua umum Gerakan Pemuda Pembaharuan (GEMPAR) Bucek, saat ditemui oleh wartawan berkomentar menyayangkan bila kualitas rastra buruk. Menurutnya kendala rastra selalu dari dua hal, yaitu kualitas dan kuantitas, dan hal ini selalu terjadi berulang. Selain itu kendala lainnya ialah pendistribusian, walaupun dalam aturan dan juknisnya sudah jelas, akan tetapi dilapangan secara teknis ada biaya operasional lain. Belum lagi kendala data penerima manfaat yang perlu diperbaharui karena perekonomian seiring waktu berjalan dapat mengalami penurunan ataupun pertumbuhan. Dengan peraturan saat ini yang menggratiskan rastra atau tidak ada lagi biaya tebus rastra, jangan sampai mengurangi kualitas rastra, karena bukan gratis dari sananya akan tetapi gratis karena segala biaya yang ditimbulkan sudah disubsidi oleh pemerintah.
Namun yang menjadi persoalan rastra yang telah di terima warga ternyata kualitasnya jelek, inilah yang menjadi persoalan kenapa rastra yang sekarang jelek, beberapa sumber di berbagai wilayah mengeluh bahwa rastra edisi bulan Februari dan Maret kualitasnya jelek sekali.
Ditempat terpisah, Ketum LSM GEMPAR, Bucek, menerima laporan dari warga Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak, bahwa daerahnya dari Januari – Maret 2018 rastra belum juga turun ke desanya. “Dari laporan warga Kecamatan Cihara dari Januari sampai Maret 2018 rastra belum juga turun. Ada apa? Seperti ini perlu di pertanyakan kepada pihak terkait, “ ujar Bucek. (Ujang Iskandar)
