KORANBANTEN.COM – Pemakaman yang biasanya sunyi senyap, pada Hari Raya Idul Fitri ini menjadi ramai. Bacaan surat Al Fatihah, yang merupakan surat pertama dalam kitab suci Al Quran, begitu jelas terdengar dari dalam areal Tempat Pemakaman Umum (TPU) Koang, Kampung Sarian, Desa Sumurbandung, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten.
Surat tersebut terdengar saling “susul-menyusul” dari ratusan warga yang berziarah di makam saudaranya yang telah meninggal. Tidak hanya itu, para peziarah juga membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq, An Nas, dilanjutnya beberapa ayat dari surat Al Baqarah, kemudian ayat Kursi.
Ratusan Warga Kampung Koncang Desa Sumurbandung, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak keluar-masuk ke lokasi TPU itu beriring-iringan. Banyak di antaranya yang datang menggunakan kendaraan roda dua dan empat, tapi tidak sedikit yang berjalan kaki. Warga yang baru datang langsung masuk ke areal pemakaman dan mendatangi makam keluarganya. Adab layaknya bertamu dijalankan oleh masyarakat. Ketika tiba di dekat kuburan mereka pun berucap salam, “Assalmuaikum yaa ahli kubur”. Setelah itu, mereka duduk di sisi makam dan “sang pemimpin” langsung membaca doa mendoakan siapa pun gerangan yang terbaring tenang di alam kubur.
Bersalam-salaman dan saling meminta maaf pun dilakukan warga ketika saling bertemu. Suasana penuh kerakraban terlihat jelas di areal pemakaman. “Ini kebiasaan yang kita lakukan. Setiap usai menjalankan ibadah Salat Idul Fitri, kami sekeluarga menziarahi makam keluarga yang telah meninggal di Kuburan Koang, Sarian,” kata Supriadi yang akrab di panggil Encup, warga Kampung Koncang, usai ziarah pada kuburan ayahnya.
Menurut Encup, sebagian anggota keluarganya yang meninggal di makamkan di TPU tersebut, jadi ketika berziarah kiriman doa pun disampaikan pada seluruh almarhum dan almarhumah. “Sekali berziarah, saya kirimkan doa pada semua arwah keluarga khususnya dan seluruh arwah muslimin dan muslimat yang telah meninggal pada umumnya,” terangnya.
Hal senada disampaikan Siti Aminah, yang ditemui usai berziarah pada makam nenek dan kakeknya serta kurburan saudaranya yang lain. “Sepertinya ada yang kurang kalau kita datang ke makam keluarga dan tak menziarahinya, ketika Idul Fitri,” kata wanita yang biasa dipanggil Mimin itu.
Mimin mengaku, tidak ada tujuan lain dalam ziarah tersebut, tapi hanya ingin mendoakan mereka yang telah meninggal dan berharap semoga Allah SWT mengampuni segala dosanya dan menempatkannya di sisi Rahmat-Nya. (AJAT)