KORANBANTEN.COM – Indonesia teramat kaya dengan sumberdaya alam yang melimpah ruah. Tanahnya sangat subur menjadi rebutan bangsa-bangsa hingga pernah dijajah beratus-ratus tahun lamanya. Namun, rakyatnya masih banyak yang bodoh dan petaninya masih terbelakang.
Keprihatinan ini tak boleh terus berlanjut, kekayaan alam Indonesia harus menjadi sumber kemakmuran rakyatnya. Karenanya, melalui Workshop Pemulihan Ekonomi dari Dampak Pandemi Covid-19, Gaido Foundation dan Santri Mart menggelar upaya kebangkitan petani dengan menghadirkan ahli pertanian, Prof Dr Ali Zum Bashar untuk mempraktekan temuannya berupa padi Varietas Trisakti dan Tekhnologi Mikroba Google (Migo) di hadapan puluhan petani di Baros, Kabupaten Serang.
Workshop ini disupport oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Banten, Forum Silaturahmi Pondok Pesantren, Intani Banten, Kadin Banten dan Perkumpulan Urang Banten (PUB).
“Petani itu harus berdaya, harus tampil terdepan dalam pembangunan. Menanam bukan ilmu cerita dari leluhur, tapi harus ditopang ilmu pengetahuan,” ujar Muhammad Hasan Gaido, Founder Gaido Grup yang juga president ISABC,
Prof Ali Zum Bashar menyampaikan bahwa padi varietas Trisaksti hanya butuh waktu tumbuh selama 75 hari hingga masa dipanen. Artinya petani cukup 2,5 bulan dari masa tanam sampai memetik hasilnya. Sementara tekhnologi Mikroba Google (Migo) adalah vaksin tanah yang bisa membunuh hama dan memperbaiki unsur hara pada tanah.
“Perpaduan padi varietas super ini dgn Migo, hasilnya bisa 16,5 ton per hektar,. Dua kali lipat hasil varietas terbaik manapun,” ujar Ali Zum Bashar.
Diungkapkan Ali Zum Bashar bahwa tekhnologi Migo ini tidak hanya untuk padi, tapi juga buat vaksin tanah bagi sayuran, buah-buahan dan umbi-umbian.
“Mari kita berdaulat secara ekonomi dan lepas dari kemiskinan dan kebodohan. Saatnya petani bangkit, saya ikhlas ridho temuan ini digunakan oleh petani siapapun,” ujarnya Prof Ali seraya menyebutkan bahwa pihaknya sudah berhasil membuktikan panen kedelai yang mampu tumbuh dengan polong diatas 3000 buah per batang.
Sementara itu, Ace Sumirsa Ali, Pimpinan Baznas Banten yang hadir dalam kesempatan workshop itu mengungkapkan bahwa saatnya petani Banten bangkit, keluar dari gaya dan cara bertani tradisional. Sebab petani jangan melulu hidup miskin tetapi sebaliknya harus berubah menjadi kaya-raya.
“Petani jangan distigmmakan melulu sebagai Mustahik, mari beranjak menjadi Muzakki sebab Islam telah dengan jelas menyebut bahwa petani adalah Muzaki dari hasil taninya. Beruntung kita punya Pak Hasan Gaido dan Prof Ali yang amat peduli pada pertanian,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Sekjen FSPP, Dr Fadlullah menguatkan bahwa petani adalah sayyidul bilad, rajanya alam. Karena itu semua orang di dunia akan bergantung pada hasil kerja petani sebab petani lah sumber datangnya kebutuhan pokok.
“Petani itu Sayyidul Bilad. Tanah kita sudah sangat subur, tinggal petaninya yang bisa hidup subur. Darimana, dari cara kerja bertani yang hasilnya melimpah ruah,” ujarnya.
Dalam kesempatan workshop tersebut langsung dibentuk kelompok tani dan struktur pengurusnya. Sebab pemaparan Prof Ali dan kesiapan menindaklanjuti dalam bentuk penyiapan lahan demplot amat menarik bagi peserta workshop.
Ditempat yang sama, juga langsung disimulasikan bagaimana membuat vaksin tanah yang sederhana dan alami. Dengan modal 1 kg pupuk urea atau diganti dengan air seni (kencing), lalu 0.5 kilogram gula dan 20 liter air maka sudah bisa berhasil membuat tekhnologi Mikroba Google untuk lahan sawah 1 hektar.
Phosmit yang menjadi bahan vaksin ini dipastikan akan memberi manfaat luar biasa hasil lebih melimpah, panen bermutu tinggi, tanaman yang subur, sehat, berbuah lebat. Tidak hanya itu, vaksin ini akan memberi keseimbangan fisiologis dan kecukupan hara esensial, memperkokoh batang dan ranting, tahan serangan penyakit serta enghemat pestisida dan pupuk kimia.
Sementara Bio P 2000 Z sebagai cairan vaksin akan amat bermanfaat karena bisa meningkatkan hasil yang berlipat dan waktu panen yang amat pendek hanya 75 hari saja
Acara tersebut bertepatan dengan Dirgahayu RI ke 76 dan tahun baru Hijriyah 1423 H.
Maka saya mengajak kita hijrah agar ekonomi banten bangkit dari dampak covid 19 dengan cara meningkatkan pendapatan para petani sehinga petani sejahtra dan banten menjadi penopang padi nasional.(**)