KORANBANTEN.COM – Nasib kurang beruntung dialami Pasangan Suami Istri (Pasutri) Raniman (57) dan istrinya Aminah (47) warga Kampung Margasari RT 01 RW 04, Desa Curug Ciung, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang.
Pasalnya, pasangan yang memiliki dua orang anak ini hidup disebuah bangunan yang tidak laik lantaran nyaris roboh. Untuk mempertahankan bangunan yang mayoritas terbuat dari anyaman bambu itu, mereka harus memberi sangga dibeberapa titik karena bentuknya sudah rapuh termakan usia.
Pria yang berprofesi sebagai buruh tani ini sehari-hari terpaksa tetap bertahan lantaran tidak memiliki biaya untuk sekadar memperbaiki bilik rumahnya. Jangankan untuk membetulkan rumah, untuk membiayai kehidupan sehari-hari pun mereka harus bekerja keras.
Ironisnya lagi, kondisi itu sudah dialami oleh Raniman dan Aminah selama 30 tahun. Selama puluhan tahun mereka bukan tanpa usaha. Raniman sudah beberapa kali mengajukan usulan rehab ke Pempeintah Daerah. Namun hingga kini tidak juga ada respon positif.
“1 kampung rumah rusak 18 rumah tapi yang paling parah rumah saya. Kalau penahan samping dibuka ya rumah saya pasti roboh. Ke desa sudah (mengajukan) cuma jawaban dari lurah belum keluar aja bantuannya,” terang Raniman, Kamis (13/6/2019).
Ia menuturkan jika selama ini biaya kehidupannya hanya mengandalkan dari buruh tani, namun itupun jika sedang musim panen atau musim bercocok padi.
“Saya belum pernah mendapatkan bantuan apapun, Raskin juga saya cuman dikasih dari yang dapat jatah karena kalau saya tidak masuk dalam data. Paling kalau ada yang nyuruh kuli ya saya kerja tapi kalau ga ada yang nyuruh saya nganggur,” tuturnya.
Ia mengakui memang dirinya mempunyai 2 orang anak, anak pertamanya sudah bekerja namun penghasilannya hanya bisa mencukupi kebutuhan pribadi anaknya, sedangkan anak keduanya saat ini masih bersekolah di salah satu sekolah yang ada di kampungnya.
“Ya harapannya mendapatkan bantuan, walaupun tidak membangun baru setidaknya ada buat rehab. Ya takut tidak takut akhirnya cuman mau diapain, tapi kalau ada hujan disertai angin besar dan ada gempa bumi saya ngungsi dulu ke rumah tetangga atau kerabat soalnya takut roboh,” ucapnya dengan nada getir.
Salah seorang tetangga Sukri membenarkan jika memang selama ini Raniman tidak pernah mendapatkan bantuan sosial apapun dari pemerintah, sebagai tetangga ia sangat berharap ada bantuan dari dermawan untuk tetangganya Raniman.
“Kasihan pak liat kondisi rumahnya, lantai dapurnya aja dari tanah, terus lantai rumahnya dari papan itu juga sudah pada bolong. Sebagai tetangga saya berharap beliau dapat bantuan, ya minimal buat rehab gitu,” harapnya. ***