KORANBANTEN.COM-Aktifis Baksel meminta pengawasan program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPERA di Desa Cikate Kecamatan Cigemblong diawasi secara ketat, pasalnya diduga keras BKAD sebagai pelaksana kegiatan tersebut mengerjakan asal-asalan demi meraup keuntungan.
Menurut Bucek, dari hasil pihaknya investigasi dilapangan, dirinya menyatakan kurangnya pengawasan dari pihak terkait dapat membuat Pelaksana program tidak maksimal dalam pengerjaan pembangunan.
“Kami minta program PISEW pengawasannya ditingkatkan, karena dugaan kami pengerjaannya asal-asalan, karena biar bagaimanapun ini uang negara yang harus dipertanggungjawabkan, kan dalam program ini ada Tim pusatnya, Satker, Tim provinsi, Tim kabupaten, cobalah tengok kesana lihat pengerjaannya, monitoring dan evaluasi Pelaksana maupun konsultan tingkat kecamatan,” ujarnya, Jumat(28/8).
Masih kata Bucek, dirinya menduga kuat kualitas pengerjaan rabat beton program PISEW tersebut tidak sesuai spek.
“Rabat betonnya kami duga tidak sesuai dengan spek, waktu kami turun ke lapangan, molen yang disewa hanya satu, dan itupun dalam keadaan rusak, sehingga dikerjakan manual. Walaupun saat ini mungkin sudah menggunakan molen yang sudah diperbaiki, namun kami duga mixing atau takaran tidak sesuai dengan mutu K175 seperti yang katakan oleh konsultan,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) program PISEW di Desa Cikate, Kecamatan Cigemblong, Kabupaten Lebak, Usup belum bisa dihubungi. Begitupun dengan pihak pengawas belum bisa dihubungi.
Perlu diketahui, program PISEW di Kabupaten Lebak terdapat 7 titik, untuk anggarannya tersebut sebesar Rp600 juta untuk pekerjaan Rabat Beton, TPT serta Bronjong, dengan waktu pekerjaan selama 120 hari kalender.(zal)