KORANBANTEN.COM- Badan penyelamat wisata tirta (Balawista) Banten menyebutkan jika salah satu penyebab terbaliknya perahu di Situ Cikoncang adalah penumpang yang melebihi kapasitas. Menurut hasil investigasi Balawista, perahu yang digunakan tersebut berkapasitas 12 orang, akan tetapi saat itu, kapal ditumpangi oleh 28 orang plus 2 ABK.
Selain itu, kondisi saat kejadian hujan deras. Tetapi, operator perahu tetap menjalankan tugasnya , padahal jarak pandang otentik saat terjadi hanya sekitar 10 meter.
“Penumpangnya over kapasitas, selain itu, hujan sangat lebat sekali, sehingga jarak pandang hanya 10 meter saja. Jadi kapten kapal kaget dan berusaha menghindar kapal yang ada didepannya,”kata ketua Balawista Banten Ade Ervin, dalam siaran pers yang dibagikan kepada wartawan, Senin(26/10).
“Jadi perahu yang ditumpangi wisatawan yang awalnya menabrak tunggul atau batang kelapa agak kurang tepat. Lantaran, hasil analisa kami tidak terdapat bukti jika perahu menabrak tunggul”tambah Ade.
Hasil asesment Balawista lagi kata Ade Ervin, lokasi kejadian berada diwilayah hukum Kabupaten Pandeglang, dan pengelola objek wisata melalui Bumdes menarik retribusi oleh pemerintah desa Curug Ciung, Kecamatan Cikeusik.
Mumu Mahmudi, penggiat wisata membenarkan jika hasil asesment yang dilakukan oleh Balawista Banten menyimpulkan beberapa poin penyebab kecelakaan yang menewaskan tiga orang, diantaranya karena over kapasitas penumpang. (Usep/cek)