Koranbanten.com – Pelajaran anti-korupsi di sekolah-sekolah sampai saat ini masih menjadi bagian kecil dari mata pelajaran di sekolah. Meski demikian, para siswa mengaku memperoleh manfaat positif belajar mengenai korupsi, menjadikan lebih paham dan tahu, sehingga berdampak lebih baik untuk menghindarinya.
Kepala Dinas Pendidikan kota Cilegon, H. Muhtar Gojali, sependapat bila pendidikan antikorupsi harus sudah ditanamkan sejak usia dini, yakni di bangku sekolah dasar, berjenjang ke tempat pendidikan di atasnya.
Menurutnya lembaga pendidikan harus menjadi tempat utama penanaman akal budi yang antikorupsi. Karena itu, sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan harus ekstra diawasi oleh banyak pihak, khususnya oleh guru di sekolah dan orang tua masing-masing atau wali murid.
Muatan pendidikan antikorupsi ini penting untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran. “Kalau ditanamkan dari kecil, kan lama-lama kita berpikir bahwa kalau korupsi itu tidak baik, akan merusak pembangunan negara, tidak ada masa depan dan kesejahteraan masyarakat, jika SDM terutama generasi muda tidak memiliki integritas tinggi,” ungkap Muhtar.
Pelajaran antikorupsi yang dia ajarkan masih sangat minim. Tetapi paling tidak pelajaran ini menjadi awal, memperkenalkan siswa seperti apa korupsi, apa bentuk-bentuknya. Paling tidak menjadi tumpuan awal bagi mereka untuk mengenal korupsi.
“Saya kira kalau soal efektif atau tidak, langsung bisa membuat anak-anak melakukan pencegahan korupsi. Maka guru di sekolah wajib untuk lebih memahami antikorupsi, sehingga siswa tidak hanya sekadar menghafal, tetapi meresapi nilai-nilai dan semangat antikorupsi yang diajarkan,” kata Muhtar.
Muhtar mengatakan, pendidikan antikorupsi dapat di masukan dalam kerangka kurikulum pelajaran dan di ajarkan semua kalangan baik dari sekolah formal maupun non formal serta dari pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi. “Sehingga kita melahirkan anak muda generasi bangsa yang memiliki integritas tinggi dan berkualitas,” ujarnya.(tanti)