KORANBANTEN.COM-Untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan gas elpiji 3 Kg, akibat pemakaian gas bersubsidi tersebut meningkat, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak meminta tambahan kuota gas yang diperuntukkan bagi warga tidak mampu tersebut.
“Ya, untuk mengantisipasi kelangkaan saat libur Natal dan Tahun Baru, kami mengusulkan tambahan kuota, dan itu direalisasi dari tanggal 13 sampai 30 Desember 2020. Itu dilakukan secara kontinyu,” kata Agus Reza, Kabid Perdagangan Disperindag Lebak, Jumat(18/12).
Penambahan kuota elpiji 3 Kg ini kata Agus, sudah sesuai dengan formula kebutuhan penggunaan masyarakat Kabupaten Lebak. Menurutnya, dalam setahun kebutuhan elpiji 3 Kg sebanyak 6,6 juta tabung per tahun.
“Jadi setiap tahun kita ajukan penambahan, karena pengguna gas elpiji 3 Kg ini terus saja meningkat,” ujarnya.
Soal kesulitan masyarakat memperoleh elpiji 3 Kg dalam beberapa hari terakhir, menurut Reza, terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebabnya.
“Ada beberapa faktor terjadi kelangkaan, karena tidak ada penambahan kuota pada bulan November dan terjadi peningkatan pemakaian yang tinggi,” jelas Reza.
Lanjut Reza, pihaknya juga telah mengirim surat teguran kepada Hiswana Migas Koordinator Wilayah Lebak.
“Kami minta prioritaskan kepada masyarakat atau konsumen dulu sesuai HET, dan meminta agar tidak dijual ke pengecer. Secara teknis, mereka yang akan mengimbau kepada agen dan pangkalan, jika tidak mengindahkan tentu ada sanksinya,” tegas Reza.
Itoh Masitoh, warga Lebaksaninten, Kelurahan MC Barat, Kecamatan Rangkasbitung mengaku, sampai saat ini pihaknya masih kesulitan mencari tabung si melon tersebut. Sekalinya ada kata Itoh, harganya mahal ada yang menjual Rp 28 ribu bahkan ada yang sampai Rp 32 ribu.
“Susah payah kami mencari isi ulang tabung gas elpiji 3 Kg ini, bahkan saya dan suami muter-muter kota Rangkasbitung untuk mendapatkan satu gas elpiji untuk memasak di dapur,” ucapnya.(kew)