DLH Lebak Lakukan Konservasi Lahan Kritis

KORANBANTEN.COM-Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) belum lama ini melakukan konservasi di lahan-lahan kritis melalui gerakan tanaman keras untuk pelestarian lingkungan alam. Hal tersebut dilakukan, menyusul banyaknya lahan kritis di Lebak akibat pertambangan juga gempa yang terjadi beberapa waktu lalu

Dasep Novian, Kepala Bidang Tata Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lebak mengatakan, ada sekitar 6000 pohon keras sudah ditanam, agar lahan kritis bisa kembali berfungsi.

Bacaan Lainnya

“Kita melakukan gerakan tanam sebanyak 6.000 pohon tanaman keras secara berjenjang dibeberapa titik,” kata Dasep Novian, kepada wartawan, Minggu (28/5/2023).

Menurut Dasep, gerakan tanaman keras tersebut untuk menjaga konservasi agar tidak menimbulkan lahan kritis yang bisa menimbulkan bencana alam, seperti banjir longsor hingga pergerakan tanah.

“Lahan kritis di Lebak berada di hutan gundul, aliran sungai dan tepi jalan raya kiri kanan,” ujarnya.

Saat ini, lanjut Dasep, lahan kritis di Lebak perlu dilakukan reboisasi, sehingga memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup manusia dan ekosistem lainnya. Namun, sebaliknya jika konservasi lahan itu kritis dipastikan bisa menyebabkan bencana alam.

“Kami berharap dengan gerakan tanam itu bisa menjaga kelestarian alam,” tutur Dasep.

Ia mengatakan, gerakan tanaman keras sebanyak 6.000 pohon itu di antaranya pohon mahoni, albasia, trembesi jati, sukun, petai dan buah-buahan. Penanaman pohon itu melibatkan kelompok sadar wisata (Pokdarwis), pondok pesantren, sekolah, komunitas lingkungan dan kelompok masyarakat.

Mereka melakukan gerakan tanam di lahan konservasi sehingga tetap lestari, hijau dan tidak terjadi kerusakan. Bahkan, pihaknya belum lama ini melakukan gerakan reboisasi penghijauan di Citorek yang merupakan kawasan hulu.

“Kami berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam agar tidak kritis lahan konservasi itu,” tuturnya.

Suherman, komunitas masyarakat Kabupaten Lebak mengaku gerakan tanam itu untuk mencegah kerusakan lahan konservasi, sehingga dapat memberikan kemaslahatan hidup bagi manusia dan ekosistem lain.

“Kami menanam pohon di aliran sungai sebanyak 500 pohon untuk pelestarian alam,” ucapnya.(adv)

Pos terkait