Sandi juga mempertanyakan ketegasan Dinas Perhubungan Kabupaten Pandeglang, dan Pemprov Banten soal larangan kendaraan besar yang overtonase melintasi jalur wisata Carita. Tidak hanya jalur wisata yang minim rambu dan penerangan jalan umum (PJU) juga ikut diungkap masyarakat. “Bagaimana mau memajukan pariwisata kalau jembatan dan jalannya saja tidak diurus,” kata Sandi.
Masih kata Sandi, pegiat pariwisata daerah juga kecewa dengan sikap pemerintah yang selalu menggembar-gemborkan wisata pantai Carita menjadi ikon pariwisata di Banten tetapi tidak serius ditata dan dijaga. “Pemerintah dan masyarakat harus kompak,” tandasnya.
Franky, warga lainnya mengatakan, jalur Carita-Anyer sudah menjadi jalur pariwisata. Akan tetapi, jalur di sepanjang Jalan Carita penuh lubang akibat kendaraan besar yang dibiarkan hilir mudik tanpa ada penindakan. “Kami minta pihak kepolisian dan dinas perhubungan untuk menyetop kendaraan besar yang sudah merusak jalan wisata, karena jalur wisata Carita hanya berbobot 8-10 ton saja,” katanya. @DF