KORANBANTEN.COM-Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lebak mencatat, lahan kritis di Lebak hampir merata di 28 kecamatan yang ada. Untuk itu, masyarakat diminta agar lebih banyak menanam pohon sebagai salah satu langkah konservasi lahan. Karena, saat ini lahan hijau di Kabupaten Lebak saat ini terus berkurang akibat berbagai faktor.
Kepala DLH Lebak, Nana Sunjana mengatakan, kondisi lahan kritis di Lebak faktornya lebih banyak pada hutan rakyat. Karena, kasus penebangan ilegal di hutan milik negara di Lebak sangat kecil.
“Saya mengajak kepada seluruh masyarakat Lebak untuk lebih giat menanam pohon, di manapun, seperti di jalan-jalan desa, pekarangan, dan lahan-lahan kritis. Pohon-pohon keras yang ditanam bisa menyerap air seperti bambu, beringin, aren, dan juga buah-buahan,“ kata Nana Sunjana, kepada wartawan, diruang kerjanya, Selasa (8/6).
Menurut Nana, saat ini dibeberapa wilayah di Lebak sering terjadi banjir apabila terjadi curah hujan tinggi lebih dari satu jam. Banjir terjadi karena luapan air dari saluran-saluran air yang tidak mampu menampung air.
“Jadi ada dua masalah, pertama saluran yang tidak mampu menampung air, dan kedua jumlah air yang semakin banyak,” ujar Nana.
Dia menjelaskan jumlah air yang semakin banyak disebabkan beberapa faktor, di antaranya karena lahan semakin terbuka yang berakibat pada kurangnya penyerapan air. Sehingga air langsung turun dengan erosi memenuhi saluran-saluran air. Kondisi tersebut membuat saluran air meluap dan banjir.
“Jadi ini merupakan permasalahan lahan kritis kita yang semakin banyak, selain itu problem yang lain terjadi degradasi di lingkungan kita yang lahannya semakin tinggi, karena semakin banyak lahan yang dipakai untuk perumahan, mengakibatkan penyusutan lahan hijau. Selain itu juga pola bercocok tanam yang tidak teratur di hutan rakyat,” jelasnya.
Nana mengatakan, perlu ada solusi jangka pendek maupun jangka panjang untuk mengatasi persoalan tersebut. Jangka pendek dengan melakukan pembersihan saluran air, sedangkan jangka panjang melakukan konservasi lahan dengan penanaman pohon.
“Dengan konservasi lingkungan akan hijau dan menjaga timbulnya erosi,” tuturnya.
Wandi Assaid, penggiat lingkungan di Lebak mengaku, di bersama rekan-rekan lainnya belum lama ini melakukan kegiatan tanam pohon dilahan kritis tepatnya di Kecamatan Sobang.
“Kegiatan konservasi ini kita lakukan karena melihat beberapa wilayah di Lebak berpotensi erosi akibat kurangnya pohon sebagai media penyerap air dan kegiatan ini akan terus kita lakukan untuk menyelamatkan anak cucu kita nanti,” ucap Wandi.(yud)