KORANBANTEN.COM – Tersiar kabar Rektor Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Murtir Jeddawi yang telah menjabat sejak Desember 2018, telah digantikan oleh pelaksana tugas (Plt) Rektor yang kini dijabat oleh Dr Hadi Prabowo.
Dedas-desus pergantian Rektor IPDN Jatinangor, Murtir Jeddawi, yang dilaksanakan pada Sabtu 19 Oktober 2019 tersebut, secara langsung terkonfirmasi melalui Wakil Rektor III Dr Hyronimus Rowa, yang merupakan Ketua Panitia Seleksi Penerimaan Calon Praja (SPCP) tahun 2019.
“Tadi siang diganti dan menjadi Direktur IPDN Kampus Sulsel (Sulawesi Selatan),” katanya melalui pesan singkat WhatsApp, Sabtu (19/10/2019) malam.
Pergantian Rektor IPDN Jatinangor dari Murtir Jeddawi ke Plt Rektor Dr Hadi Prabowo, menjadi mejadi perbincangan hangat dan pertanyaan besar bagi orang tua calon praja (Capra) yang menjadi korban oknum Panitia SPCP IPDN 2019 yang terjadi beberapa waktu lalu.
Badia Sinaga yang merupakan salah satu orang tua Capra yang menjadi korban oknum Panitia SPCP IPDN 2019 mengatakan, jika pergantian rektor tersebut dikarenakan adanya ulah oknum panitia yang tidak meloloskan capra sesuai prosedur, dinilai merupakan hal yang terlalu berlebihan.
“Pergantian rektor (IPDN Jatinangor) ini sungguh diluar dugaan kami, apakah alasan pindah terkait pemberitaan selama ini (berita oknum Panitia SPCP IPDN 2019). Kalau memang pergantian rektor ini benar, terus siapa yang harus bertanggung jawab soal warning (peringatan) yang akan diusut oleh Rektor Murtir Jeddawi,” kata Badia Sinaga kepada wartawan saat ditemui di kediamannya.
Badia Sinaga menjelaskan, kedatangan Rektor IPDN Murtir Jeddawi ke kediamannya beberapa waktu lalu, dinalai merupakan tindakan positif dalam menyikapi adanya dugaan kecurangan yang dilakukan oleh oknum Panitia SPCP IPDN 2019. Selain itu, kedatangan Murtir Jeddawi memberikan semangat dan motivasi untuk anaknya yang merupakan korban dari dugaan kecurangan oknum panitia. Ia juga mempersilahkan kepada orang tua Capra yang merasa dirugikan untuk melanjutkan kasus tersebut.
“Karena beliau mengatakan bahwa anak saya ini adalah anak yang pintar, dan beliau juga mempersilahkan kasus ini dilanjutkan. Sejauh ini kami sudah 2 kali mengajukan keberatan kepada pihak Panitia SPCP dan semua jawaban tdk sesuai harapan, makanya kami akan membuat surat keberatan yang ke 3,” tutur Badia Sinaga.
Badia Sinaga juga mengungkapkan, pada Rabu 16 Oktober 2019, Murtir Jeddawi selaku Rektor IPDN mengatakan telah membentuk tim untuk melakukan klarifikasi pada istilah warning bagi Capra IPDN yang mengikuti SPCP, dimana lanjut Badia, melalui pesan singkat WhatsApp, Murtir mengatakan tim yang dibentuknya akan memberikan laporan paling lambat Senin 21 Oktober 2019.
“Harapan kami kepada Plt Rektor IPDN Bapak Hadi Prabowo dapat membongkar kecurangan Sistem Penerimaan Calon Praja, dan kami siap diundang untuk berdiskusi kecurangan apa yang kami ketahui. Demi bersihnya IPDN dan terwujudnya harapan dan cita-cita Presiden Joko Widodo tentang revolusi mental,” ungkap Badia.(rls)