KORANBANTEN.COM – Ada informasi menarik dan patut dicontoh bagi pemuda Lebak, khususnya bagi para pencinta dan penghobi ikan hias jenis Koi. Karena ikan yang awalnya merupakan ikan komsumsi dari Tiongkok, yang masuk ke Jepang sejak abad ke 17 dan kemudian berubah menjadi ikan hias ini, ternyata mampu dikembangbiakan dan dibudidayakan dengan baik oleh salahseorang pemuda petani ikan Koi yang ada di kota Rangkasbitung.
Koi hasil budidaya petani Rangkasbitung ini sangat digemari dan dicari para penghobi dan pencintanya, bukan hanya dari dalam kota saja tetapi sudah merambah keluar kota seperti Serang dan Tanggerang. Karena motif dan warnanya cukup bagus serta yang terpenting adalah perawatannya yang mudah, jauh berbeda dengan perawatan Koi dari daerah lain.
” Koi yang dibudidaya disini banyak dicari reseller dan penghoby dari luar kota, biasanya tidak sampai seminggu sudah habis dipesan. Koi dari sini terkenal kuat daya tahannya. Tidak harus airnya jernih dan tidak harus pakai blower atau pompa air bisa bertahan hidup karena sudah terbiasa dan beradaptasi sistem perawatan disini,” ungkap Kurniawan, salahseorang petani ikan hias jenis Koi yang sudah memulai usahanya setahun yang lalu ini, kepada Koran Banten, Rabu (2/12/11)
Menurut sosok pemuda tekun warga Ciseke desa Jati Mulya kecamatan Rangkas Bitung ini, awalnya bibit ikan dan telur Koi yang dia beli berasal dari Sukabumi dengan berbagai type atau corak warna seperti jenis Showa, Kohaku dan Sanke.
” Untuk air kolam ikan yang digunakan adalah cukup dari air sumur , untuk kualitas warna atau corak ikan akan berubah dan timbul mulai dari kecil hingga besar tergantung dari perawatan dan pakannya. Kalau mau bagus corak warnanya harus diberi pakan yang bagus, sedangkan kalau ingin cepat besar harus dibuat sirkulasi air buatan yang mengalir dengan memakai pompa air,” ungkap pria 27 tahun ini.
Diceritakannya pula bahwa sebelum budidaya koi dirinya sudah budidaya ikan Cupang dan Ikan Lele dengan fasilitas 7 kolam terpal sederhana dengan ukuran masing-masing 3×4 meter dan beberapa box bekas tempat pendingin minuman. Untuk budidaya Lele terkendala pakan cacing yang mulai sulit dicari dan harganya makin mahal, sedangkan untuk ikan Cupang masih dibudidayakan tetapi jumlahnya mulai dikurangi walau pesanan ikan cupang masih tinggi.
” Sekarang saya fokus di ikan Koi saja, karena nilai ekonomi dan penjualannya cukup bagus. Untuk ukuran 2 jari sampai 3 jari yang beumur 4 bulanan saja harganya sudah diatas 30 ribu perekor, yang berukuran panjang 25 sampai 30 centi umur 8 bulan harganya sudah diatas 200 ribu perekor, bahkan untuk yang ukurannya sudah diatas 50 centi harganya bisa jutaan. Harga itu masih di petani,kalau harga di reseller atau pedagang bisa lebih mahal lagi bang,” sebut pria yang juga rajin membuat tanaman Bonsai ini.
Dan salahsatu kelebihan Ikan Koi, lanjut pemuda yang tempat usahanya pernah dijadikan tempat penelitian Mahasiswa dari Untirta ini adalah selain corak warna yang indah dan ukuranya yang bisa tumbuh hingga lebih dari satu meter serta usia hingga 40 tahun ini adalah Ikan Koi termasuk Ikan yang sangat jinak apalagi klo dipelihara sejak kecil.
“Ikan Koi ikan yang sangat jinak, contohnya saat memberi pakai kalau ikan lain akan berenang menjauh, tapi kalau ikan Koi justru akan berkumpul mendekati tangan yang memberi pakan. Selain itu banyak juga pencinta ikan Koi ini yang percaya jika ikan Koi ini membawa hoki atau keberuntungan bagi yang memeliharanya,” pungkasnya.(Max)