KPM Desa Pasireurih Pastikan Komoditas Sembako BPNT Berkualitas

KORANBANTEN.COM – Masyarakat Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Desa Pasireurih, Kecamatan Cipeucang merasa puas dengan komoditas sembako yang disalurkan agen dan supplier.

Para KPM memastikan sembako yang diterima berkualitas dan memenuhi prinsip 6 T (tepat sasaran, tepat harga, tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu dan tepat administrasi).

Bacaan Lainnya

“Sembako BPNT yang saya terima kualitasnya bagus, tidak ada komoditas pangan yang busuk. Kalaupun ada bahan pangan yang busuk sama agen sudah dibilangin untuk di retur,” kata Ciah (28) KPM BPNT warga Kampung Sawah, Desa Pasireurih, Rabu (19/5/21).

Pihaknya mengaku senang dengan agen dan supplier yang memberikan bantuan bahan pokok BPNT sesuai dengan kualitas.

“Alhamdulillah sembako BPNT yang saya terima semuanya memuaskan. Saya sangat merasa terbantu dengan adanya program BPNT untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.

Senada dikatakan Sanan (51) KPM BPNT warga Desa Pasireurih. Dia memastikan sembako BPNT yang diterima berkualitas baik. Lantaran selama ini pihak agen dan supplier tidak pernah bermasalah memberikan sembako diluar standar kualitas.

“Kalau soal komoditi mah bagus dan gak ada masalah. Saya menyaksikan sendiri di lapangan kok. Jadi tidak ada masalah kalau untuk agen maupun KPM mah. Mungkin kalau pun ada banyak berita soal komoditi yang jelek, mungkin itu faktor politik. Sebab, agen juga sudah jelas mengatakan apabila ada komoditi yang kurang bagus bisa segera di retur dan itu kata agen kepada KPM,” tuturnya.

Sementara itu, Aktivis Kabupaten Pandeglang Iding Gunadi menyayangkan, dengan adanya pemberitaan miring penyaluran program sembako BPNT di Desa Pasireurih, Kecamatan Cipeucang. Pihaknya meminta oknum wartawan jangan seenaknya memberitakan secara sepihak, karena dinilai telah melanggar kode etik jurnalis yang diatur dalam Undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang pers dalam Pasal 7 ayat 2.

“Pemberitaan sembako BPNT di Desa Pasireurih tentang komoditas jelek, masak wartawan malah menjadi narasumber. Di mana dia yang merilis, dia yang menjadi narasumber, dia juga yang menaikkan beritanya. Bahkan, oknum wartawan bersangkutan memakai narasumber keluarganya sendiri. Ini kan lucu, publik juga bisa menilai pemberitaan yang dibuat diduga skema yang dilatar belakangi oleh masalah pribadi,” katanya. (Asp)

Pos terkait