KORANBANTEN.COM – Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Rangkasbitung menjadi salah satu salah satu Lembaga Pemasyarakatan berkategori Minimum dalam program Revitalisasi Pemasyarakatan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
Kepala Rutan Rangkasbitung, Aliandra mengatakan kepada para jajarannya dan khususnya Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) bahwa revitalisasi pemasyarakatan yang menjadikan rutan rangkasbitung menjadi lapas minimum sudah semakin dekat, oleh karenanya hanya gerilya bersama yang mampu mewujudkannya.
“kita sudah berjalan sesuai track (road map) yang telah ditetapkan, insyallah kita terus berusaha hasilnya akan maksimal, kami insyallah siap menjadi salah satu lapas minimum yang nantinya diandalkan dalam revitalisasi pemasyarakatan ini. Saat ini dengan keterbatasan yang ada kami sudah mampu mengolah lahan seluas 2,4 ha, sudah dilakukan budidaya palawija, tanaman holtikultura dan juga kita siapkan rumah singgah bagi WBP. Kedepan akan lebih banyak lagi memberikan keterampilan bagi para WBP, harapanya tentu sesuai dengan tujuan revitalisasi pemasyarakatan, memberikan kehidupan dan penghidupan baru bagi WBP,” kata Aliandra, Selasa (18/06).
Senada dengan karutan, Kasubsi Pelayanan Tahanan Dede Ukmartalaksana, SE menjelaskan sejumlah arahan ketika meninjau langsung perkembangan Pondok Asimilasi.
“Bahwa penetapan Rutan Rangkasbitung menjadi salah satu lapas minimum adalah buah kepercayaan Pimpinan dan semua pihak terhadap seluruh stakeholder Rutan Rangkasbitung, sehigga hal ini tidak boleh disia-siakan oleh kita sekarang, mulai saat ini kita harus tunjukan segala bentuk persiapan, kita gerilya bahu membahu guna mewujudkan dan membuktikan bahwa pondok asimilasi ini layak menjadi Pusat Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang sudah mendapatkan penilaian baik dan berkategori minimum,” jelas Dede, pria asal Pandeglang ini.
Lebih lanjut Dede mengungkapkan bahwa menjadi lapas minimum tidaklah mudah, akan tetapi jika memiliki tekad yang kuat akan tercapai.
“jika hari ini segalanya terbatas, jangan berhenti bekerja, jangan mengeluh terus berusa dan terus bersemangat insyallah selalu dimudahkan jalannya. 14 orang yang ada saat ini akan menjadi cikal bakal terwujudnya lapas minimum, kedepan akan lebih banyak lagi, bahkan mungkin bisa ratusan yang melaksanakan program asimilasi disini” pungkas Dede.(Opik)