KORANBANTEN.COM – Memperingati hari Ibu, Lapas Perempuan (LPP) Kelas II A Tangerang menggelar pementasan tata rias, dengan mengambil tema “Merajut Nusantara Dalam Pegelaran Tata Rias Pengantin Indonesia”, yang pesertanya merupakan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), dalam pembukaanya 5 orang WBP mempersembahan tarian kolosal yaitu Tari Jangger yang berasal dari Kuta Bali.(17/12).
Herlin Candrawati selaku Kelapas Perempuan Tangerang menyatakan kegiatan sistem pemasyarakatan ada tiga pilar yang harus bersinegi yaitu Petugas, WBP dan Masyarakat. Sejatinya kami tidak akan dapat berdiri sendiri dalam melaksanakan pembinaan kepada WBP, maka dari itu diperlukanya masyarakat dalam membantu pembinaan kepribadian dan kemandirian.
“Kami ingin masyarakat memahami bahwa WBP di Lapas tidak hanya makan dan tidur namun juga berkarya, bahwa para WBP juga mempunyai talenta – talenta yang harus kita asah, kita selaku petugas dan masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk terus membimbing dan mengasah talenta tersebut karena mereka juga bagian dari kita,” ujarnya.
Herlin Candrawati mengungkapkan terima kasih kepada Desi Afi dari Latulipe yang mensuport dan mensponsori kegiatan pembinaan keterampilan Make Up Artist sampai membimbing WBP yang menjadi peserta dan lulus Ujian Negara Kompetensi Tata Kecantikan Kulit.
“Tidak lupa kepada Lulu Haiziah selaku ketua Komunitas Cinta Kebaya dan Budaya yang mempelopori acara ini juga jerih payahnya dalam membimbing dan melatih WBP dalam pelatihan Tata Rias Kecantikan, terutama dalam rias pengantin dan pesta, kalian semua Perempuan Hebat,” ucapnya.
Acara dilanjutkan dengan pagelaran tata rias pengantin Indonesia yang menampilkan 7 Orang WBP yang menjadi model dan 7 WBP perias, yang mewakili 7 adat yaitu Betawi, Jawa, Sunda, Padang, Makassar, Bengkulu, dan Batak. Tidak kalah pula WBP Warga Negara Asing (WNA) ikut meramaikan acara dengan pagelaran fashion show “Tema Kebaya Bali”, para WNA mancanegara tersbut berasal dari Negara Austria, Iran, Afrika Selatan, Tanzania, Filipina, Malaysia, Thailan dan China.
Herlin Candrawati menambahkan tidak hanya pegelaran tata rias dan fashion show, namun juga pengenalan kebaya yang disampaikan oleh Liana Talia dari Perempuan Berkebaya. Kemudian acara dilanjutkan Talk Show oleh Ibu Andi Imam Suyudi selaku ketua Dharma Wanita Kemenkumham Banten, beliau menyampaikan bahwa.
“Kebaya mungkin terlihat sebagai pakaian sederhana, tapi makna di balik busana itu amatlah mendalam, kesederhanaan tersebut merupakan cermin kesederhanaan perempuan Indonesia, dimana memakai kebaya dengan bawahan jarik merupakan perlambang sifat dan tampilan perempuan haruslah lembut dalam bertutur kata, halus dalam bertindak,” tandasnya. (Opik/hms)