“Sekali tepuk dua lalat”, itulah peribahasa yang bisa menggambarkan untuk narapidana yang sedang menjalani hukuman dibalik jeruji besi. Mengapa demikian? Ditelusuri bahwa narapidana yang masuk ke Lapas untuk diberikan pembelajaran agar bertaubat dan tidak lagi mengulangi kesalahannya dengan pembinaan kerohanian sehingga lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tak hanya pembinaan kerohanian saja, para Napi juga diberikan bekal keterampilan dan pembimbingan kegiatan kerja pada Pembinaan Kemandirian Lapas Cilegon yang nantinya ilmu keterampilan tersebut dapat bermanfaat untuk para napi setelah selesai menjalani hukuman di Lapas Cilegon. Terbukti puluhan hasil tangan para Napi menjadi produk unggulan yang diminati oleh masyarakat umum.
Salah satunya bidang Kegiatan Kerja yang membidangi Divisi Perkayuan, Divisi ini sudah mampu memproduksi hasil karya napi yang di minati diberbagai golongan masyarakat bahkan Pemerintah Kota Cilegon pun turut andil memesan kursi lipat sebanyak 3 unit.
“Tak hanya kursi lipat multifungsi yang menjadi produk unggulan hasil napi Lapas Cilegon, beragam produk yang berbahan dasar kayu juga telah dihasilkan, diantaranya lemari, meja rias, pajangan rumah dan yang sedang naik daun ada Home Number Style (papan nomor rumah),” ungkap Kasi Kegiatan Kerja, Zulkarnain.
Lebih jelas Zul menerangkan bahwa diketahui sejauh ini hasil produksi home number style (papan nomor rumah) ini sudah terjual sebanyak 48 unit dengan harga kisaran 40.000 – 50.000 rupiah tergantung tingkat kesulitan pembuatannya sesuai request dari para konsumen.
”Padahal baru launching 2 minggu yang lalu tapi peminatnya sudah banyak,” kata Zul.
Lanjutnya, “Apresiasi dari berbagai pihak mulai dari masyarakat hingga Pemerintah yang terbukti dengan antusias tinggi terhadap hasil produksi para napi ini, menjadi motivasi kami untuk terus membuktikan bahwa Lapas bukan lagi penjara melainkan tempat pembinaan,” pungkasnya.(Dede).