KORANBANTEN.COM– Anggota MPR RI memberikan sosialisasi 4 Pilar MPR RI kepada “Emak-Emak” yang tergabung dalam wadah organisasi Komunitas Aisyiah UMJ di Kabupaten Tangerang Selatan, Banten, Minggu (17/2/2019).
Ke empat Pilar MPR ini yakni Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara, UUD NRI tahun 1945 sebagai Konstitusi Negara serta Ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Bentuk Negara, dan Bhineka Tunggal Ika Sebagai Semboyan Negara.
Kegiatan yang di laksanakan di aula Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta ini pun dihadiri langsung oleh pejabat teras UMJ, serta Prof. Dr. Amb. H Bachtiar Aly, MA, yang merupakan pimpinan Badan Sosialisasi MPR RI sekaligus sebagai narasumber utama dalam acara Sosialisasi 4 Pilar MPR RI ini.
Tak kurang, sedikitnya 200 ibu-ibu Aisyiah yang berasal dari masyarakat penduduk sekitar UMJ Tangerang Selatan pun turut dalam Sosialisasi 4 Pilar MPR RI ini.
Mengawali pemaparan materi, Prof. Bachtiar Aly, mengajak seluruh peserta untuk bersyukur karena Indonesia yang kini di tahun 2019 akan memasuki usia 74 tahun tetap berdiri tegak dan bersaing dengan negara-negara lain.
Modal besar sosial-budaya berupa keberagaman etnis, bahasa, suku dan agama bangsa Indonesia yang hidup rukun dalam bingkai kesatuan dengan kekayaan alamnya yang tersebar di 17 ribu pulau lebih, telah menjelma menjadi kekuatan bagi Indonesia.
“Ancaman terbesar kita adalah jika kita tidak pandai merawat kebhinnekaan ini, maka Indonesia akan menjadi negara gagal dan bubar seperti Uni Soviet. Kita saat ini mengadapi radikalisme agama dan radikalisme sekuler,” ucap Bachtiar Aly.
Dikemukakan pula oleh pemateri, para pendiri bangsa telah memilih Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara, sebagai titik temu berbagai paham kebangsaan. Bahkan mendiang Menteri Agama H Alamsyah Ratu Prawiranegara pada dekade 1980-an menegaskan, Pancasila itu hadiah terbesar umat Islam kepada bangsa Indonesia. Dalam Islam diistilahkan sebagai mitsâqan ghalîdza (ikatan yang kuat).
Diamping itu, Bachtiar Aly mengajak kepada siapapun, komponen bangsa khusunya para ibu-ibu anggota dan kader Aisyiah, yang tentu memiliki program berkaitan dengan masalah-masalah keummatan dan kebangsaan untuk mengajak dan merekatkan kembali perbedaan didalam suasana pemilu tahun 2019.
Menurutnya, perbedaan didalam suasana pemilu adalah wajar, karena memang ada beda pilihan. Tetapi, kalau kemudian bahwa kontestasi politik menjadi sebuah perbedaan yang berdampak negatif dikemudian hari, kita harus turun dan menyadarkan masing-masing komunitasnya.
“Kita wajib menjaga harmonisasi, menjaga kerukunan dan saling menghormati antarpendukung Capres-Cawapres. Sehingga, proses empat pilar yang menjadi sebuah dasar dan tegakan berdirinya negara Republik Indonesia ini juga harus dijaga melalui sebuah proses-proses yang merekatkan semua komponen bangsa,” ungkapnya.
Sementara itu Dr. Rika Sa’diyah selaku Ketua Komunitas Aisyiah UMJ yang juga merupakan salah satu dosen di FAI UMJ ini, dalam sambutannya berharap momentum sosialisasi empat pilar ini dapat dijadikan pembangkit semangat membangun kesadaran ibu-ibu kader Aisyiah dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara hidup berdampingan rukun dalam bingkai NKRI.
“Kami berharap sosialisasi empat pilar di Komunitas Aisyiah UMJ ini dapat dijadikan seagai semangat membangun kesadaran guna memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa,” ungkap Rika Sa’diyah.(rls)