Meski Saat Pandemi,Tak Menyurutkan Aktor Seni Untuk Berkarya

KORANBANTEN.COM – Kelompok belajar teater menggelar pendokumentasian monolog aeng, dimasa pandemi dengan menjaga protokol kesehatan. Acara tersebut dengan mengambil tema, kesalahan terbesarku selama ini adalah aku terlalu mencintai diriku sendiri.

Tukilan dialog alimin diseperempat peristiwa teater terucap dengan manis oleh seorang aktor Nanda Maulana, dalam pementasan yang berjudul Aeng, karya Putu Wijaya yang di sutradarai RA.Yopi Hendrawan.

Bacaan Lainnya

Film teater yang berjudul Aeng, sudah di pentaskan pada 28 Agustus 2021, di Pendopo R.Karsowijaya kampung lame desa mekarsari, kecamatan panimbang, pandeglang.

Suguhan dengan ciamik dan sarat akan pesan sosial bahkan, dalam gelarannya tampak tokoh Alimin yang sangat kuat secara karakter melontarkan dialog dalam kondisi saat mungkin masih saja ada yang beranggapan Tabu.

” Pemimpin-pemimpin dilahirkan lalu berkhianat, dan peperangan menjadi mainan beberapa orang saja,” ucap Nanda salah satu aktor teater, Senin (30/8/21).

Selain pementasan kata dia, peristiwa teater juga di lengkapi dengan dialog, bertukar tafsir dan gagasan yang dihadiri perwakilan komunitas Ukm seni dan teater Se-Banten dan hadir pula perwakilan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Jawa Barat.

” Alhamdulillah, kami bersyukur kawan-kawan bisa hadir dan memberikan apresiasi, support serta dukungan terhadap setiap peristiwa kebudayaan khususnya nyang ada di kabupaten Pandeglang,”kata Nanda.

Sementara itu sutradara kebelet teater R. Yopi Hendrawan mengatakan, Pandemi memang berefek terhadap sistem komunikasi sosial, dengan batasan aturan yang diterapkan termasuk proses kreatif, kekaryaan.

” Dengan kenyataan itu kemudian gagasan kreatif tidak mesti lumpuh atau terhenti, justru dalam keadaan seperti ini kita harus terus memiliki nilai sehingga apapun kondisinya manusia harus tetap berdaya,”bebernya.

Dengan teater kata Yopi, harus mampu menjaga daya kreatif dan semangat untuk terus berkarya dalam keadaan sehat pikir, hati juga jasad, menjaga ruang sosial dan kemanusiaan, setidaknya komunikasi dan pertemuan sebagai peluang silaturahmi dan berbagi tidak hilang secara kualitas.

” Kuantitas boleh berkurang karena terbentur dengan aturan, untuk itu kita Juga tetap harus saling menjaga,”ungkapnya. (Asp)

Pos terkait