KORANBANTEN.COM – Aksi Cepat Tanggap Serang Raya melakukan ekspedisi pulau tepian Banten yang salah satu agendanya yaitu Pelayan Kesehatan Gratis (Pelkes) untuk masyarakat Pulau Tunda di Desa Wargasara, Kecamatan Tirtayasa, Pulau Tunda pada Minggu (4/4/2021).
Setidaknya ada sebanyak 125 pasien yang turut hadir dalam kegiatan Pelayanan Kesehatan gratis ini, diantaranya anak kecil, ibu hamil dan lansia. Menurut penuturan Tim Program ACT Serang Raya, Sukmajaya Laksana, kegiatan ini dilakukan berdasarkan minimnya fasilitas Kesehatan di Pulau Tunda.
“Dasar dari dilaksanakannya Pelayanan Kesehatan Gratis ini yaitu karena minimnya fasilitas Kesehatan di Pulau Tunda, meskipun ada Puskesmas Bantu (Pustu) dan Ruang Bersalin, namun pelayanannya tidak setiap hari dan maksimal karena kekurangan tenaga medis dan obat – obatan,” ujar Sukma.
Dalam kegiatan ini, ada 2 dokter relawan yang bertugas, yaitu diantaranya dr. Aisyah Tanjung dan dr. Argo Pandu Widigdo serta dibantu oleh beberapa relawan dari Masyarakat Relawan Indonesia.
dr. Argo mengungkapkan selama Pelayanan Kesehatan gratis dilaksanakan banyak dari masyarakat pulau tunda yang mengeluhkan darah tinggi, gatal – gatal hingga penyakit ringan seperti flu. Selain itu, kami juga melakukan home visit kepada pasien yang tidak mampu berjalan ke tempat pelayanan Kesehatan.
“Ditambah tadi kita ada mengunjungi rumah pasien, 2 rumah pasien ya. Ada salah satu pasien yang mengeluhkan sulit untuk berjalan jadi kami berinisiatif untuk mengunjungi rumah pasien tersebut dan melakukan pemeriksaan disana,” tutur dr. Argo.
Masyarakat Pulau Tunda Banyak yang Mengeluhkan Gatal – Gatal
Menurut penuturan dr. Argo ada lebih dari 50% masyarakat yang mengeluhkan gatal – gatal di Pulau Tunda.
“Hampir 50% lebih masyarakat pulau tunda itu mengeluhkan gatal – gatal, baik dari anak – anak, dewasa maupun lansia. Itu hampir 50 sampai 70% mengeluhkan gatal – gatal. Sisanya keluhan lain seperti penyakit lambung, terus penyakit darah tinggi ataupun batuk pilek,” jelasnya.
Salah seorang pasien, Mulyati (50) mengungkapkan bahwa gatal – gatal yang menyerang masyarakat pulau tunda ini sudah sekitar 2 minggu. “Udah sekitar 2 mingguan lah, awalnya anak saya nginep di rumah temennya. Terus langsung gatal – gatal dan nular ke yang lain,” ungkap Mulyati saat mengantar anaknya berobat.
Minimnya Fasilitas Kesehatan di Pulau Tunda
Banyak dari masyarakat Pulau Tunda yang mengeluhkan minimnya fasilitas medis, untuk ibu hamil sendiri harus keluar pulau untuk bisa melakukan USG (Ultrasonografi) pada janin dalam kandungannya.
Salah satunya Junenah, ibu hamil yang harus pergi ke Serang untuk melakukan USG.
“Kalau puskesmas sendiri sih ada disini, bidannya jug ada. Kemungkinan kalua kita ngebutuhin untuk USG itu harus keluar, kita harus ke Serang karena disini alat – alatnya kurang lengkap. Namanya kita ada di pulau kayak begini, kalau segala sesuatunya kita harus keluarkan penuh resiko. Mending cuacanya lagi bagus, kalau cuacanya lagi kayak gini dan kondisi kita enggak fit kan sulit juga,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ia juga berharap ada bantuan pemerintah mengenai pemenuhan fasilitas Kesehatan di Pulau Tunda yang lebih baik kedepannya.
“Makanya kalau bisa minta ke pemerintah, kita minta lebih difasilitasi lagi, lebih lengkap lagi di wilayah Pulau Tunda. Terutama untuk Balita, ibu hamil apalagi jika ada orang sakit yang darurat. Biar kita nih kalau ada apa – apa cepet ditanganin,” jelas Junenah.
Karena minimnya Fasilitas Kesehatan seperti obat – obatan dan tenaga medis. Aksi Cepat Tanggap akan melakukan campaign pengadaan Ambulan laut bagi masyarakat pulau tepian, salah satunya Pulau Tunda.
Bagi masyarakat yang ingin turut membantu pengadaan ambulan laut bagi masyarakat pulau tepian. Silahkan kirimkan bantuan terbaik dari sahabat dermawan melalui : https://koranbanten.com//banten.indonesiadermawan.id/PerahuAmbulance
Atau melalui rekening Aksi Cepat Tanggap BNI Syariah # 88 0000 9313 (*/yogi)