KORANBANTEN.COM-Polres Serang Kota Polda Banten amankan Dua orang provokator yang membakar ban bekas dan spanduk di Alun-akun Barat Kota Serang. Mereka berusaha membuat kekacauan saat ratusan massa aksi dari Ansor, Banser, Laskar Pendekar Banten Sejati (Lapbas) dan Peguron Jalak Banten menggelar deklarasi damai menolak kedatangan Rizieq Shihab ke Banten.
Beruntung, dua orang yang diamankan tidak menjadi bulan-bulanan ratusan massa aksi, karena lebih dahulu dimasukkan ke dalam mobil polisi.
“Tadi ada orang yang sengaja masuk, kemudian dia membakar spanduk dan ban bekas, sehingga menggangu konsentrasi yang menyampaikan aspirasi. Sehingga diamankan agar tidak menggangu yang lain. Alhamdulillah masyarakat tidak terprofokasi,”kata Kapolres Serang Kota AKBP Yunus Hadith Pranoto, S.IK., M.Si., melalui Kabagops Polres Serang Kota AKP Yudha Hermawan, SH., MM., di Alun-alun Barat Kota Serang, Jum’at (20/11).
Usai membakar ban bekas dan spanduk, mereka terlihat bergegas lari dan melompati pagar Alun-alun Barat Kota Serang setinggi satu meter. Personil polisi yang berjaga disekitar lokasi deklarasi damai, segera mengamankan mereka usai melompati pagar besi itu.
Usai diamankan, kedua pria yang terlihat masih remaja itu segera dibawa masuk ke mobil polisi dan diperiksa ke Mapolres Serang Kota, untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
“Yang diamankan bukan bagian dari massa aksi. Tadi yang aksi dari Ansor, Banser, Lapbas, Jalak. Mereka menyampaikan aspirasi dengan baik, tertib, dan menggunakan protokol kesehatan,” terangnya.
Adanya tidak provokasi disayangkan oleh massa aksi damai. Mereka hanya menyampaikan aspirasi tanpa menganggu ketertiban umum, lantaran dilakukan di lapangan Alun-alun Barat Kota Serang.
“Kami deklarasi di Alun-alun Kota Serang untuk menolak adanya kedatangan Rizieq Shihab, karena membuat resah di Banten. Kami dari Banten bersiap menolak Rizieq Shihab. Kami (hanya) memberikan aspirasi kami,” kata perwakilan DPP Lapbas, Siti Komariah, ditempat yang sama.
Para pendekar Banten yang menolak kedatangan Rizieq Shihab ke Bumi Jawara, karena tidak ingin mendengar ujaran kebencian yang disuarakan oleh pentolan FPI itu.
Selain dikenal sebagai Bumi Jawara, Banten juga kerap disebut sebagai Bumi Seribu Kyai, Sejuta Santri. Sehingga para jawara Banten merasa bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dan keutuhan Indonesia.
“Kami sebagai jawara Banten merasa bertanggung jawab menjaga kesatuan dan persatuan Indonesia. Kami tidak ingin dengar ujaran kebencian terhadap ulama, TNI, polri, dan pemerintah,” kata wakil korlap deklarasi damai, Awing, dilokasi yang sama.
Usai terjadinya provokasi dari dua remaja yang membakar ban bekas dan spanduk dibelakang barisan massa, para massa aksi membubarkan diri dengan tertib dan dikawal oleh pihak Kepolisian.(yud)