KORANBANTEN.COM – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pandeglang, menggelar kegiatan Literasi Media Road to School di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Pandeglang, Jumat 15 September 2023. Kegiatan Literasi Media mengangkat tema Pers Berkualitas, Masyarakat Cerdas.
Kepala SMAN 1 Pandeglang, Jubaedi menyambut positif kegiatan literasi media yang dilaksanakan PWI Pandeglang. Diharapkan kegiatan tersebut dapat memberikan wawawan bagi para pelajar. Sehingga para pelajar bijaksana dalam menggunakan media sosial.
“Kami menyambut baik. Diharapkan kegiatan literasi media dari PWI dapat meningkatkan kompetensi siswa di bidang literasi media, siswa dan siswi dari sisi pengetahuan tentang jurnalistik bertambah, memiliki keterampilan dalam aktifitas belajar siswa, dan terhindar dari berita hoaks,” katanya.
Ketua PWI Pandeglang, Yanadi mengatakan, kegiatan literasi media merupakan program PWI Pandeglang yang difokuskan pada pengenalan jurnalistik, baik dalam membuat berita, regulasi, hukum, undang-undang pers, dan kode etik jurnalistik.
“Perlu diketahui, media massa memegang peranan yang sangat penting dalam menjalankan fungsi kontrol sosial karena menjadi penghubung antara sekolah, masyarakat, lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif,” kata Yanadi, usai kegiatan literasi media di SMAN 1 Pandeglang.
Melalui kegiatan literasi media, Yanadi berharap, bisa menambah wawasan bagi siswa dan siswi di era digital. Sehingga para pelajar terhindar dari berita hoaks atau bohong.
“Dengan literasi media diharapkan bisa menambah wawasan, dan kemampuan pelajar dalam mengidentifikasi kebutuhan informasi. Di era digital saat ini pelajar sering membuka medsos (media sosial). Jadi saat adik-adik mendapat informasi apapun di medsos, dibaca dan dicari tahu dulu sumbernya, harus dikroscek dulu kebenarannya, agar tidak terjerumus dengan berita hoaks,” ujarnya.
Ketua Seksi Pendidikan, Pelatihan, dan Litbang, Ari Supriadi mengatakan, penting bagi pelajar untuk memahami dasar-dasar jurnalistik dan literasi digital.
Dengan bekal jurnalistik dasar ini diharapkan nantinya pelajar bisa memahami terkait keprofesian wartawan, regulasi yang mengatur wartawan, sejarah jurnalistik dunia dan tentunya praktik dalam menulis berita.
“Saat ini terutama Generasi Z, tidak begitu familiar dengan media massa mainstream. Teman-teman pelajar lebih banyak mengakses informasi melalui media sosial yang belum tentu kebenarannya, maka penting bagi pelajar memahami jurnalistik dasar dan literasi digital,” kata Ari.
Menyoal literasi digital, sambung dia, Indonesia berada di angka 62 persen dari rata-rata 70 persen di antara negara ASEAN lainnya. Angka tersebut tidak begitu baik dan perlu ada upaya peningkatan literasi digital, terutama bagi kalangan pelajar.
“Ekosistem literasi digital perlu kita ciptakan dan jaga dengan baik, caranya yakni dengan menciptakan digital skill, digital etik, digital safety, dan digital culture yang baik. Kami harap pelajar ini bisa bijak dalam bermedia sosial dan mampu memahami informasi yang diterima, terutama yang berasal dari media sosial,” pungkas dosen STISIP Banten Raya ini. (Asep)