Satgas Covid-19 Tingkat Kelas, Tingkatkan Kewaspadaan dan Keamanan Proses Pembelajaran

Kota Tangerang – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang meresmikan program Satgas COVID-19 tingkat kelas, di 148 sekolah yang sudah menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas. Hal ini sebagai tindak lanjut dari temuan kasus positif COVID-19 pada 25 siswa di 15 SMP Kota Tangerang.

Pemkot Tangerang bersama Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen PAUD Disdakmen), Kemendikbud, Jumeri meresmikan program satgas covid-19 tingkat kelas, di 148 sekolah yang sudah menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

Bacaan Lainnya

Pembentukan satgas covid-19 tingkat kelas, diresmikan langsung Dirjen PAUD Disdakmen, Kemendikbud, Jumeri di SMPN 13 Kota Tangerang, Jumat (1/10/21). Ia pun mengapresiasi praktik atau contoh baik yang dilakukan Pemkot Tangerang dalam penerapan PTM terbatas.

Terlebih, dengan satgas covid-19 tingkat kelas identifikasi, keluhan atau kondisi kesehatan siswa bisa lebih cepat diketahui. Sehingga satgas kelas langsung lapor ke guru atau satgas sekolah dan penanganan pun akan lebih dini,

“Rekomendasi Kemendikbud satgas covid-19 hanya terbentuk ditingkat sekolah. Tapi, Kota Tangerang kini membentuk di tingkat kelas. Ini menjadi contoh yang perlu ditiru pemerintah kota kabupaten lainnya di Indonesia,” ungkap Jumeri.

Ia pun menuturkan, pelaksanaan skrining swab massal pada PTM di era pandemi covid-19 adalah langkah yang tepat. “Sehingga kepala daerah memiliki data yang pasti, dengan itu bisa melakukan langkah mitigasi yang tepat, sebelum terjadi klaster PTM,” katanya.

“Namun, sekiranya bisa dievaluasi lagi, jika memungkinkan lokalisasi saja. Dimana ditemukan siswa yang positif, kelas itu saja yang ditutup sementara, jangan satu sekolah. Tapi yang pasti ini sudah langkah yang baik dilakukan,” sarannya.

Sementara itu, Wali Kota Tangerang H. Arief R. Wismansyah menuturkan, pembentukan Satgas Covid-19 di setiap kelas menjadi bagian dari upaya Pemkot untuk meningkatkan kewaspadaan dan keamanan dalam berjalannya proses pembelajaran tatap muka secara terbatas.

“Nantinya diharapkan dapat dibentuk bukan hanya di level SMP, namun juga bisa diimplementasikan di tingkat SD, SMA dan juga perguruan tinggi,” ujar Wali Kota.

Arief menambahkan dengan adanya Satgas Covid-19 setiap kelas, penularan di sekolah pada masa pembelajaran tatap muka terbatas dapat diminimalisir.

“Evaluasi PTM terbatas dan juga testing tetap akan terus dilakukan,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Jamaluddin mengungkapkan dalam pelaksanaan PTM terbatas di Kota Tangerang. Setiap sekolah sudah membentuk dua satgas, yaitu satgas internal dan eksternal. Dengan peresmian ini, satgas dikerucutkan lagi ditingkat masing-masing kelas.

“Satu kelas ada tiga satgas covid-19. Tugasnya, memonitoring para teman-temannya dalam kepatuhan menggunakan masker. Memastikan cuci tangan yang rutin, tidak berkerumun dan tidak bareng-bareng saat makan,” papar Jamal.

Terkait saran Dirjen untuk menutup kelasnya saja jangan satu sekolah, Jamal mengungkapkan ini langkah pertama dengan kasus pertama di Kota Tangerang. Dengan itu, ia akan mempelajari saran Dirjen dengan skema yang lebih aman untuk warga sekolah.

“Terkait arahan Dirjen, kita akan perhitungkan dan bentuk skemanya. Mungkin penutupan akan dilakukan satu kelas saja. Pastinya, skrining akan terus Dinkes lakukan di sekolah-sekolah lainnya, selama PTM terbatas berlangsung di era pandemi covid-19,” tegasnya.

Diketahui, PTM terbatas hingga saat ini telah diikuti 148 SMP negeri dan swasta se-Kota Tangerang. Pekan depan, PTM terbatas tahap empat dengan 52 sekolah akan dibuka, dengan itu PTM terbatas di Kota Tangerang akan berlangsung 100 persen.(Advetorial).

Pos terkait