KORANBANTEN.COM – Jauh dari kampung halaman ternyata tak membuat warga Sumatera Selatan di perantauan melupakan tanah kelahiran. Meskipun tak mudik, kerinduan terhadap tanah kelahiran dan segala ciri khasnya bisa terpenuhi, salah satunya dengan bertemu saudara dan teman yang berasal dari daerah yang sama.
Di Banten, untuk terus menjalin silaturahmi, puluhan warga Sumatera Selatan terus menjalin silaturahmi melalui grup Sebimbing Sekundang.
“Melaui Sebimbing Sekundang inilah, kita bisa terus bersilaturahmi, ” ujar Isnen, Ketua Sebimbing Sekundang Provinsi Banten dalam sambutannya di pertemuan Sebimbing Sekundang di Cikerai, Kota Cilegon, Minggu (30/08).
Menurut Isnen, grup Sebimbing Sekundang sudah hadir di Banten sejak tahun 1986.
“Di grup inilah, kita bisa melepaskan kerinduan dengan saudara sekampung halaman. Biasanya kalau ada pertemuan, sering ada masakan khas Palembang, jadi yang rindu makan makanan Palembang bisa makan di sini,” ujarnya.
Sementara Firdaus, tuan rumah acara mengaku bersyukur bisa bergabung dengan grup Sebimbing Sekundang, sehingga sebagai orang yang lahir dan besar di rantau, walaupun tidak ada lagi kampung halaman, tetapi kerinduan akan budaya serta bahasa ibu dengan pertemuan ini dapat terobati.
“Di sinilah saya bisa mengobati kerinduan dengan kampung halaman, ” ujarnya.
Sebimbing sekundang tadinya merupakan istilah untuk adat istiadat dan tari-tarian daerah Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan. Sehingga OKU disebut tanah Sebimbing Sekundang.
Di perantauan khususnya Banten, istilah ink dipakai untuk grup silaturahmi. Namun karena banyak peminatnya, grup ini tidak hanya diikutu oleh warga perantauan OKU saja tetapu seluruh daerah di Sumatera Selatan.(rls).