KORANBANTEN.COM – Susunan kepengurusan Pegurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) Periode 2021-2026 dibawah Kepemimpinan KH.Embay Mulya Syarief telah beradar dipublik dan menuai kontroversial serta jadi perdebatan hangat dikalangan kader Mathla’ul Anwar diakar rumput. Hal tersebut juga diungkap oleh Sekretaris Umum Generasi Muda Mathla’ul Anwar (Gema MA) Provinsi Banten, Irwandi Suherman, Sabtu (1/5/21).
Irwandi menilai, susunan kepengurusan PBMA periode 2021-2026 tersebut sangat membuat kader potensial terpinggirkan bahkan terkesan tidak akomodatif.
“Saya sangat miris, sudah membaca secara seksama strukturnya, banyak orang-orang yang tidak pernah berhidmat untuk mathla’ul anwar datang jadi pahlawan kesiangan mengaku paling berjasa pada pemenangan ketum dan diakomodir posisi yang strategis”, ungkap Irwandi.
Sedangkan kata Irwandi, orang-orang yang benar-benar tulus membantu dan berkiprah di MA malah tersingkir tidak mendapatkan apresiasi untuk berkhidmat di organisasi PBMA.
Kalau mau kita buka-bukaan lanjut Irwandi, saya tahu persis perjalanan dari awal hingga akhirnya Pak KH. Embay Mulya Syarief menjadi ketua umum PB Mathla’ul Anwar. “Yang pertama kali menginisiasi dan meminta kesediaan Kiyai Embay maju Caketum PB MA adalah GEMA Mathla’ul Anwar dan HIMMA, melalui Ketum kami Ahmad Nawawi”, katanya.
Bahkan kata Irwandi, tidak hanya mencalonkan, Ketum Nawawi mengawal sampai akhir pencalonan Kiyai Embay di Muktamar XX Mathla’ul Anwar di Bogor. “Kalau boleh saya bilang, dapurnya pemenangan kiyai Embay ya ada di ketum kami (Ahmad Nawawi-red)”, pungkasnya.
“Makanya sangat tidak adil jika rekan rekan kami yang selama ini berjuang tapi tidak diakomodir maksimal di kepengurusan, justru orang orang yg datang di akhir jelang Muktamar dan yang bersebrangan malah diberikan posisi lebih tinggi,” ungkapnya.
Irwandi juga menambahkan, bahwa seorang pemimpin untuk membesarkan organisasi, niat baik saja tidak cukup, tapi juga harus bisa menempatkan segala sesuatu secara proporsional dan professional.
“Semoga kiyai Embay dapat menjadi pemimpin yang bisa melihat dengan kedalaman hati, siapa yang tulus bekerja untuk MA dan siapa yang hanya menyalip ditikungan, apalagi hanya jadi sengkuni didalam timnya (pemenangan Kiyai Embay-red)”, tutup Irwandi. (Asep)