Koranbanten.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Serang menggelar pertemuan lintas sektoral, sebagai upaya peningkatan keselamatan ibu dan bayi di Kabupaten Serang. Kegiatan tersebut digelar di Aula Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Serang, Kamis(21/01).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Sri Nurhayati dalam laporannya mengatakan, upaya peningkatan derajat kesehatan di Kabupaten Serang ini masih belum sesuai dengan harapan. Indikator tentang pemberdayaan hidup baik kematian dan kesakitan ibu serta kematian dan kesakitan bayi di Kabupaten Serang ini khususnya untuk kematian ibu dan kematian bayi merupakan yang paling tertinggi.
“Berbagai upaya meningkatkan keselamatan ibu dan bayi di Kabupaten Serang, beberapa tahun lalu sudah kami upayakan seoptimal mungkin baik tentang permintaan pengadaan tenaga, peningkatan kualitas dan kompetensi tenaga kesehatan itu sendiri dan mengoptimalkan program-program yang ada. Kami juga sudah berupaya keras berkoordinasi baik itu tingkat pusat, tinggkat Provinsi, atau pun mitra-mitra kerja kami baik itu LSM, baik itu institusi dunia pendidikan kesehatan. Namun hal ini masih belum berdampak yang signifikan terhadap peningkatan keselamatan ibu dan bayi,” jelas Sri.
Menurutnya, angka-angka yang terkait dengan kematian ibu dan bayi masih sangat bermasalah di Kabupaten Serang ini. Pihaknya merasa sangat perlu meminta dukungan dari seluruh sektor yang ada agar permasalahan ini bisa tuntas. Dan diadakan upaya-upaya optimal dari lintas sektoral terkait dalam rangka bersama-sama untuk meningkatkan keselamatan ibu dan bayi di Kabupaten Serang ini.
Sri berharap untuk meminta dukungannya baik itu dari Dinas Pendidikan, tokoh masyarakat, Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan (BKBPMP), Institusi Pendidikan Kesehatannya, dan semua stekholder yang ada seperti organisasi profesi dan semuanya. Jika semua stekholder tidak bekerjasama dengan baik dan tidak melakukan upaya-upaya optimal maka akan lebih banyak kematian dan kesakitan.“Kami berharap untuk bisa mendukung atau fokus terhadap upaya peningkatan keselamatan ibu dan anak,” tandasnya.
Penjabat Bupati Serang Hudaya Latuconsina, dalam sambutannya menjelaskan, bahwa angka kematian ibu dan bayi masih tinggi, bahkan meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2014. Pada 2014 angka kematian sebanyak 28 jiwa dan masuk ke tahun 2015 menjadi 62 jiwa.
Hudaya mengatakan, banyak faktor penyebab dari itu semua. “Kemudian kita melihat bahwa angka-angka kematian itu didasarkan dari beberapa persoalan, yaitu karena kebetulan anaknya terlalu banyak lebih dari 3, ada juga kasusnya yang terlalu tua dan ada juga yang sudah tua dan terlalu banyak anak, dan ada yang terlalu muda,” ujar Hudaya seusai menghadiri kegiatan.
Dikatakan Hudaya, dari 4 faktor yang memicu kematian ibu dan bayi, posisi yang tertinggi adalah dari 62 kematian ibu, 17 diantaranya pada posisi terlalu tua. Upaya yang dilakukan untuk menekan angka kematian ini menurut Hudaya yaitu tentu saja ini tidak cukup uratif seperti yang dilakukan saat ini. Maka pendekatannya harus dengan cara promosi kesehatan dan prefektif kesehatan. Maka itu dorongan partisipasi kepada banyak stekholder ini agar memastikan bahwa masyarakat itu merasa bisa sehat dalam kondisi-kondisi menjelang kehamilan dan melahirkan.
Diakui olehnya bahwa dalam kondisi perhitungan peningkatan ini merupakan bentuk bahwa ada hal yang tidak terkontrol pada posisi ketika bagaimana ini harus ditekan.
“Dengan informasi yang secara terbuka ini, kita bersyukur bahkan sehingga supporting kita terhadap pihak yang bertanggung jawab disitu harus ada orientasi yang jelas,” katanya.
Hudaya menjelaskan, sebagian masyarakat ada yang mengandalkan kemampuan dukun dibandingkan dokter. Menurutnya untuk masyarakat yang mengandalkan dukun bisa jadi faktor kultur, atau faktor ekonomi karena tidak mempunyai biaya.
Untuk itu Hudaya meminta untuk bekerja secara sinergi. Ketika Dinas Sosial memiliki catatan siapa yang miskin dan dipastikan hamil itu harus terkoneksi ke Dinas Kesehatan agar Dinas Kesehatan mensupport supaya kesehatannya bisa terjaga.
Bahkan jika ibunya sehat dan anaknya lahir, anaknya juga harus berpendidikan. Maka Dinas Pendidikan harus menanggapi itu agar anaknya bisa masuk sekolah. “Ketika bapaknya atau ibunya tidak mempunyai kemampuan ekonomi, bagaimana peran Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) bisa memastikan pemberdayaanya pada mereka,” tegas Hudaya.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Serang dan diikuti oleh 50 peserta, yaitu dari semua Kepala SKPD terkait, Ketua Organisasi Profesi, Direktur rumah sakit di Kabupaten Serang serta Bidan.(tresna)