Tidak Mampu Atasi Banjir, Ratusan Pendemo Kepung PT JHL

Ratusan massa yang tergabung dari Forum Pemuda Citeureup, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, melakukan aksi unjuk rasa di depan gerbang PT Jaya Hunian Lestari (JHL), Senin 15 Agustus 2022.

koranbanten.com – Ratusan massa yang tergabung dari Forum Pemuda Citeureup, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, melakukan aksi unjuk rasa di depan gerbang PT Jaya Hunian Lestari (JHL), Senin 15 Agustus 2022.

Mereka menuntut PT JHL segera mencari solusi dalam mengatasi persoalan banjir diwilayahnya.

Bacaan Lainnya

Dalam orasinya, Ketua Forum Pemuda Citeureup, Awang Gustiawan mengatakan, mengenai persoalan yang selama ini mereka rasakan, terutama terkait banjir yang diduga disebabkan oleh PT JHL.

“Kami meminta tanggungjawab dan komitmen PT JHL untuk menyelesaikan persoalan banjir. Karena semenjak ada PT JHL kami sering mengalami banjir dari Januari-Agustus 2022 ada 5 kali banjir, dulu sebelum ada JHL paling dalam setahun cuma 1 kali,” ungkapnya.

Dikatakannya, penggundulan hutan di proyek perkebunan vanili menjadi salah satu faktor penyebab banjir yang sering terjadi di Desa Citeureup. Sebab ketika hutan dibabat habis, daya resapan air minim.

“Di bawah irigasi kecil, belum lagi ada pendangkalan sungai, sehingga ketika turun hujan, air tidak tertampung dengan baik dan langsung masuk ke pemukiman warga. Ini perlu ada solusi, tanah harus segera diatasi segera,” katanya.

Sekretaris Forum Pemuda Citereup, Engkos Kosasih mendesak PT JHL agar membuat perjanjian komitmen penyelesaian persoalan yang terjadi. Apabila PT JHL tidak menyelesaikan persoalan tersebut warga mengancam menyegel proyek JHL.
“Apabila tuntutan masyarakat tidak terealisasi, keselamatan warga diabaikan, maka hanya ada satu kata, lawan. Kita segel proyek PT JHL apabila masih diabaikan tuntutan kita,” tegasnya.

Warga juga mengancam, tidak akan bubar dari lokasi aksi apabila PT JHL tidak segera menandatangani perjanjian komitmen.

“Jika PT JHL tidak mau membuat komitmen dengan kami, kita tidak boleh bubar. Kita harus berjuang untuk menyelesaikan masalah ini,” tutupnya.

Setelah aksi kurang lebih sekitar satu jam, perwakilan PT JHL yang diwakili oleh staf PT JHL dan konsultan pengawas dari PT JKS Toman, akhirnya mendatangi para pengunjuk rasa untuk menandatangani perjanjian komitmen tersebut. “kita akan selesaikan persoalan banjir ini, ayo kita bersama-sama untuk turun ke lapangan,” singkat staf PT JHL, Azis.

Adapun yang menjadi tuntutan warga yang harus di penuhi oleh PT JHL diantaranya.
PT JHL siap bertanggung jawab untuk mencegah dan mencari solusi soal banjir, menuntut PT JHL terbuka dalam rancangan rencana kerja, menuntut PT JHL melibatkan masyarakat dalam penyusunan UKL, UPL dan Amdal, Menuntut agar PT JHL memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja serta memasang rambu-rambu, menuntut PT JHL menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 70 persen. (Asep)

Pos terkait